BOR RS COVID-19 di Bantul 95%, Dinkes Tambah Shelter Baru

Pradito Rida Pertana - detikNews
Jumat, 02 Jul 2021 20:17 WIB
Kepala Dinkes Bantul, Agus Budi Raharja, Jumat (2/7/2021). Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom
Bantul -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyebut keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit (RS) rujukan pasien COVID-19 di wilayahnya mencapai 95%. Dinkes menambah satu shelter kabupaten untuk menangani pasien Corona bergejala ringan.

"Untuk BOR saat ini 90-95 persen penuh, karena seperti (rumah sakit) Panembahan Senopati total isolasi 55 sudah full, PKU Muhammadiyah penuh, 41 (bed) terisi semua terus RSLKC (Rumah Sakit Lapangan Khusus COVID) juga selalu penuh," kata Kepala Dinkes Bantul Agus Budi Raharja saat ditemui di Kompleks Parasamya Bantul, Jumat (2/7/2021).

Merujuk http://yankes.kemkes.go.id/app/siranap, total ada 351 tempat tidur untuk perawatan pasien COVID-19 di Kabupaten Bantul. Pria yang kerap disapa Gus Bud ini mengaku tingginya kasus COVID-19 di Bantul karena tingkat penularan tinggi.

"Karena penularannya kan terbilang masif," ucapnya.

Untuk melayani masyarakat yang terkonfirmasi positif COVID-19 dengan kategori ringan, pihaknya menambah satu shelter baru. Shelter di bawah pengelolaan Pemkab Bantul ini berada di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Bantul.

"Kalau shelter sudah seminggu ini kita meng-upgrade, seperti shelter Patmasuri ditambah 40 bed dan sudah dihuni. Kemudian kita mengoperasionalkan shelter baru di SKB Sewon Bangunharjo, kapasitasnya 68 dan kemarin sudah ada 28 mengisi," katanya.

Sebelumnya, terdapat 3 shelter kabupaten di Bantul. Yakni shelter Semaul Kapanewon Bambanglipuro dengan kapasitas 15 tempat tidur, shelter Niten kapasitas 88 tempat tidur dan shelter Patmasuri dengan kapasitas 60 tempat tidur.

"Kita juga masih melakukan penjajakan shelter untuk mengantisipasi adanya lonjakan. Jadi intinya bahwa pemerintah hadir memberi pelayanan kepada masyarakat," ucapnya.

Gus Bud mengaku pihaknya telah menerapkan leveling terkait penanganan pasien COVID-19 untuk mengantisipasi pasien meninggal saat isolasi mandiri. Leveling ini akan menjadi acuan lokasi tempat pasien Corona akan menjalani perawatan.

"Kita kenal leveling, jadi untuk shelter desa (kalurahan) itu untuk yang OTG, shelter kabupaten itu untuk gejala ringan, rumah sakit lapangan untuk gejala sedang, ya ringan sampai sedanglah. Selanjutnya untuk rumah sakit rujukan yang (pasien COVID-19) gejala sedang hingga berat," ucapnya.

"Kalau isolasi mandiri itu dipantau puskesmas, nanti obat kita support dan vitamin yang diperlukan juga kita support," terang Gus Bud.




(rih/ams)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork