Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong setiap desa dan kecamatan mendirikan tempat karantina virus Corona atau COVID-19 terpusat. Hal ini dibutuhkan karena jumlah kasus Corona di Jawa Tengah semakin meningkat.
"Ya, kita dorong seperti itu (mendirikan karantina terpusat di desa-kecamatan). Kita dorong untuk mengelola mereka agar tidak sakit," kata Ganjar saat meninjau Rumah Sakit Lapangan (Rumkitlap) Benteng Vastenburg Solo, Rabu (30/6/2021).
Di sisi lain, Ganjar juga meminta agar petugas juga mengedukasi masyarakat agar bisa menjalankan isolasi mandiri di rumah secara tertib. Hal ini merupakan salah satu solusi atas penuhnya ruang isolasi rumah sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau penyakitnya kronis dibawa ke rumah sakit. Kalau nggak, cukup dirawat di RS darurat. Kalau tanpa gejala diisolasi saja. Sekarang kita edukasi isolasi mandiri di rumah," ujarnya.
"Kalau keluarganya tidak terpapar, ya dia diambil untuk isolasi terpusat. Tapi kalau satu keluarga terpapar, lebih bagus dikelola di rumah. Jogo Tonggo membantu, kades membantu, RT membantu," imbuhnya.
Ribuan RT di Jateng Harus Lockdown
Menurutnya, saat ini sudah ada sekitar 7.600 RT yang harus dikarantina atau lockdown karena masuk dalam zona merah. Langkah tersebut, kata Ganjar, sesuai dengan implementasi PPKM berbasis mikro.
"Jadi RT saja (yang lockdown), sebab pelaksanaan PPKM Mikro sudah bagus, tinggal implementasi. Kalau kita bisa kunci seperti ini, kalau jumlahnya banyak akan terkunci sendiri oleh sistem," ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, juga sedang menyiapkan tempat isolasi terpusat di setiap kecamatan. Total ada delapan rumah karantina yang akan disiapkan.
"Saya siapkan delapan tempat baru untuk isolasi. Semua kecamatan (lima kecamatan), Banjarsari saya kasih dua," kata Gibran.
(sip/rih)