Polisi telah menangkap empat orang di balik tewasnya Ridwan (19), pemuda yang ditemukan tewas di bawah jembatan Desa Tugu, Karanganyar. Keluarga menyebut salah seorang pelaku bahkan sempat melayat saat pemakaman korban.
Kakak ipar korban, Andi Wibowo, mengungkap mulanya keluarga sama sekali tidak curiga jika Ridwan merupakan korban penganiayaan. Sebab, dari hasil pemeriksaan dokter menyatakan tidak ditemukan adanya tanda kekerasan di tubuh korban.
"Usai mendapat kabar, saya langsung ke RSUD Karanganyar untuk lihat jenazah korban. Saya tengok sekilas saja karena enggak tega kondisi jenazah sudah dua harian. Karena tidak ada indikasi kekerasan menurut dokter, ya langsung saja dari pihak keluarga membawa jenazah untuk dimakamkan," terang Andi kepada detikcom, Sabtu (22/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andi menyebut polisi maupun dokter sebenarnya sudah menyarankan agar dilakukan autopsi terhadap jenazah korban. Namun, pihak keluarga menolak dan memutuskan untuk langsung memakamkan Ridwan.
"Alasan keluarga menolak autopsi, pertama kan kita langsung ke RSUD Karanganyar tanpa tahu kronologi kejadian. Sampai di rumah sakit ada info kalau tidak ada indikasi kekerasan. Karena melihat jenazah korban sudah tidak layak kalau terlalu lama, akhirnya segera dimakamkan," Andi.
Andi bercerita saat pemakaman berlangsung, satu dari empat pelaku sempat melayat. Pelaku tersebut bernama Arga, yang merupakan teman satu perguruan silat dengan Ridwan.
"Pelaku ikut melayat, salah satu (dari empat pelaku) yang namanya Arga. Itu ada saksinya banyak yang tahu (dia melayat)," ujarnya.
Menurut Andi, saat melayat itu Arga lebih banyak diam. Andi menyebut, pelaku juga tidak menemui keluarga usai pemakaman.
"Sikapnya beda, cuma diam saja. Biasanya kan kalau ketemu dengan teman kan grapyak (ceria), itu cuma diam saja. Nggak salaman dengan keluarga," ungkap Andi.
Andi mengatakan, setibanya dari rumah sakit jenazah korban langsung dibawa ke pemakaman. Pelaku kala itu pun terlihat di pemakaman korban.
"(Pelaku) Ikut ke makam, karena jenazah (Ridwan) memang langsung dibawa ke makam, tidak mampir ke rumah," kata dia.
Awal mula kecurigaan keluarga soal kematian Ridwan yang tak wajar
Kala itu keluarga mengaku tidak menaruh curiga kepada Arga. Terlebih korban sempat disebut sebagai korban kecelakaan lalu lintas.
"Keluarga nggak ada curiga sama sekali ke arah dia (pelaku). Keluarga kan rasanya kehilangan, jadi penginnya adik saya segera dimakamkan saja, nggak ada pikiran ke sana," jelasnya.
Selengkapnya soal kecurigaan keluarga di balik kematian korban..
Simak juga 'Terekam CCTV! Emak-emak Aniaya Bocah di Minimarket Sidrap':
Andi menyebut setelah pemakaman keluarga baru membaca-baca berita soal kematian korban. Dari situ keluarga mulai merasakan ada yang janggal di balik kematian korban.
"Curiganya setelah pemakaman, saya buka postingan (berita) ada kejanggalan dari sepeda motor kok rusaknya tidak parah. (Fakta) Kedua, sepeda motor dengan korban itu jaraknya terlalu jauh," urainya.
"(Fakta) Ketiga HP adik saya itu kalau misal kecelakaan pasti tidak patah-patah. Keempat, kunci motor itu (posisi) off, kan nggak mungkin korban jatuh kok masih bisa mateni kontak (mematikan motor). Dari kejanggalan-kejanggalan itulah kemudian keluarga minta bantuan sedulur-sedulur di perguruan silat," imbuhnya.
Pihak keluarga pun mengaku lega setelah keempat terduga pelaku ditangkap polisi. Mereka berharap para pelaku dihukum setimpal.
"Harapan dari keluarga kalo bisa dihukum seberat-beratnya, karena indikasinya ini (ada) perencanaan. Jadi kalau bisa dihukum mati," kata Andi.
Diberitakan sebelumnya, polisi menyatakan mayat pria yang ditemukan di bawah jembatan Desa Tugu, Kecamatan Jumantono, Karanganyar, merupakan korban penganiayaan. Polisi saat ini telah mengamankan empat orang yang terduga pelaku penganiayaan dan pembuang jasad korban.
Korban bernama Ridwan (19), warga Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo, Karanganyar. Korban ditemukan dalam kondisi tewas oleh warga yang melintas di lokasi kejadian yang berada di perbatasan Kabupaten Karanganyar-Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Senin (17/5) lalu.
"Sementara sampai saat ini belum terbuka motifnya apa. Untuk perkembangan selanjutnya akan segera kami laporkan," jelas Kasat Reskrim Polres Karanganyar AKP Kresnawan Hussein, Jumat (21/5).