Pasar Gentongan di Dusun Gentongan, Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes, Klaten, Jawa Tengah selama ini dikenal ramai. Namun pasar yang dikelola desa setempat itu sejak lama memiliki julukan mistis sebagai Pasar Tuyul, kok bisa?
Pantauan detikcom di lokasi, Sabtu (22/5), tidak ada kesan serem di pasar yang dijuluki Pasar Tuyul itu. Lokasinya berada di tepi jalan raya ramai, kemudian sebelah barat, timur, maupun selatan pasar dekat dengan permukiman padat penduduk.
Banyak pedagang yang menggelar lapaknya di pasar tersebut. Aneka barang yang dijual terbilang lengkap dan meliputi berbagai kebutuhan pokok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sini terkenal sebagai pasar yang murah, juga dijuluki pasar tuyul. Yang juluki siapa ya tidak tahu sebab itu sejak dulu, bahkan sebelum saya lahir," terang salah seorang pedagang di Pasar Tuyul, Widodo (45), kepada detikcom, Sabtu (22/5/2021).
Widodo menduga julukan Pasar Tuyul itu diberikan karena konon sering ada pedagang yang mengeluh kehilangan uang. Meski begitu, julukan ini tidak pernah membuat Pasar Tuyul di Klaten ini sepi pembeli.
"Uang kadang dipegang saja katanya bisa hilang. Tapi anehnya pasar tidak sepi tetapi malah bertambah ramai saat ini dan pedagang dari mana-mana," lanjut Widodo.
Widodo menyebut para pedagang pun punya berbagai cara untuk menyimpan uangnya agar tidak hilang. Salah satunya meletakkan uang dekat kaca supaya tidak hilang diambil tuyul.
"Agar tidak diambil, kaca diberikan di kotak uang. Di sini kalau diterawang orang pintar banyak tuyul sehingga sering duit sedang dihitung tidak genap, bisa pecahan Rp 20 ribu hilang," lanjut Widodo.
Pedagang lain, Yoso (70), menyebut Pasar Tuyul sudah ada sejak era penjajahan Jepang. Menurutnya pasar ini dulunya kecil dan berlokasi di sisi utara jalan.
"Pasar aslinya dulu di utara jalan tapi kecil. Sekarang di selatan jalan ini tambah ramai," tutur Yoso pada detikcom.
Baca juga: Geger Video Porno Diduga Bu Kadus Kendal |
Yoso mengatakan lokasi pasar yang kini digunakan berjualan dulunya merupakan tegalan dan lapangan yang dipagari pohon pandan berduri. Semakin ke sini, tak ada lagi tempat kosong karena di sisi selatan, dan utara dipenuhi pedagang.
"Sekarang selatan, utara, jalan kampung penuh. Dulu pedagang sedikit (jadi dagangannya) laris, ini lurukan (pendatang) dari mana-mana ada," papar Yoso.
Pedagang lainnya Siswo (70) menambahkan pasar desa ini sudah sejak lama dikenal sebagai Pasar Tuyul. Konon pasar ini banyak tuyul sehingga sampai sekarang masih ada saja orang yang mengeluh kehilangan uang meski jumlahnya tidak sampai jutaan Rupiah.
"Pasar Gentongan, pasar tuyul. Sampai saat inipun masih terkenal. Kalau (duit hilang) jutaan Rupiah tidak, paling Rp 20 ribu atau Rp 50 ribu. Jadi di mana-mana terkenal Pasar Gentongan, Pasar Tuyul," ujar Siswo.
Selengkapnya soal kisah di balik Pasar Tuyul di Klaten ini...
Simak juga 'Unik! Desa Jonggrangan di Klaten Puluhan Warganya Orang Kembar':
Hal senada disampaikan penjaga parkir Pasar Gentongan, Saiful (30). Saiful menyebut meski Pasar Tuyul merupakan pasar desa tapi pengunjungnya terbilang ramai.
"Ini cuma pasar desa tapi ramai dibandingkan pasar lainya. Memang kondangnya disebut pasar tuyul," kata Saiful pada detikcom di lokasi.
Saiful mengaku tidak tahu sejarah julukan Pasar Tuyul itu. Tapi menurutnya percaya atau tidak percaya, julukan itu sudah ada sejak lama.
"Betul ada julukan itu tapi percaya atau tidak percaya nyatanya seperti itu. Saya belum pernah kehilangan tapi belum lama ini ada yang kehilangan juga," sambung Saiful.
![]() |
Terpisah, Kades Gemblegan, Kecamatan Kalikotes, Waluyo mengatakan julukan Pasar Tuyul bagi Pasar Gentongan hanya sebatas rumor. Dia menyebut selama menjabat sebagai kades, sudah tidak ada lagi kasus kehilangan uang.
"Itu hanya rumor saja. Rumor itu selama saya menjabat kepala desa sudah tidak ada lagi dan tidak ada laporan uang hilang yang diambil tuyul," terang Waluyo pada detikcom lewat pesan singkat.