Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul menyebut poliklinik umum dan gigi di seluruh puskesmas di Bantul tidak membuka pelayanan dari tanggal 13-14 Mei 2021. Sedangkan untuk beberapa pelayanan di rumah sakit tidak beroperasi dari tanggal 12-14 Mei.
Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharja mengatakan bahwa selama libur lebaran tahun ini pihaknya membuat beberapa kebijakan terkait pelayanan kesehatan. Seperti halnya seluruh fasyankes, khususnya 27 puskesmas di Bantul harus siap memberikan pelayanan sesuai kapasitas dan kompetensinya masing-masing.
"Seluruh Puskesmas hanya akan libur pelayanan poliklinik umum dan poliklinik gigi di tanggal merah, tanggal 13-14 Mei. Jadi tidak ikut cuti bersama, tapi untuk IGD dan rawat inap tetap buka 24 jam (selama libur lebaran)," kata Agus saat ditemui wartawan di Kapanewon Bantul, Bantul, Senin (10/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, untuk meningkatkan akses masyarakat ke fasyankes, pihaknya menyiagakan Public Safety Center (PSC) 119 Bantul yang siap melayani kegawatdaruratan selama libur lebaran. Hal itu untuk memastikan masyarakat yang memerlukan penanganan segera bisa teratasi.
"Kami siap respons time maksimal 20 menit sampai TKP," ucapnya.
Kemudian terkait pelayanan kegawatdaruratan persalinan, Agus menyebut jika di pihaknya sudah menyiapkan 3 rumah sakit yakni, Rumah Sakit Panembahan Senopati, PKU Muhammadiyah Bantul dan RSPAU Hardjolukito. Selain itu, selama libur lebaran seluruh fasyankes tetap melayani penanganan COVID-19.
"Tracing, testing, treatment tetap berjalan selama libur lebaran. Untuk pemudik yang habis karantina wajib swab PCR juga bisa melakukannya di seluruh Puskesmas yang ada di Bantul," ujarnya.
Diwawancarai terpisah, Kepala Bidang Pelayanan Medik Rumah Sakit Penambahan Senopati (RSPS) Kabupaten Bantul dr. Agus Tri Widiyantara mengatakan, bahwa pemerintah sudah menentukan libur lebaran di mana 2 hari libur lebaran dan 1 hari cuti bersama. Untuk itu, pihaknya mengacu ketentuan pemerintah.
"Jadi untuk libur di RSPS itu mengacu pada libur pemerintah yakni tanggal 13-14 Mei," ucap Agus Tri.
Selama libur tersebut, dia menyebut beberapa poliklinik tidak akan memberikan pelayanan. Namun untuk layanan kegawatdaruratan tetap melayani.
"Pelayanan poliklinik, rehabilitasi medik dan kemoterapi libur dari tanggal 12-14 Mei. Namun pelayanan IGD, rawat inap, persalinan, laboratorium radiologi, ICU dan pelayanan instalasi rawat intensif buka seperti biasa, 24 jam," ujarnya.
Simak juga video 'Keterisian RS di 8 Daerah Cukup Tinggi, Menkes: Waspada dan Hati-hati':
Selengkapnya di halaman selanjutnya...
Selain itu, untuk instalasi bedah central, operasi dengan kriteria harus segera pihaknya mengaku telah menyiapkan tim on call. Namun untuk operasi elektif atau operasi terencana ditiadakan mulai 12-14 Mei.
"Kemudian pelayanan hemodialisa, cuci darah karena sifatnya rutin maka pelayanan tetap dilakukan. Jadi pasien tetap dapat pelayanan cuci darah selama 3 hari libur itu, tidak ada yang ditunda," ujarnya.
Namun, untuk pasien cuci darah yang berpindah-pindah atau HD traveling, dia menyebut tidak bisa memberikan layanan di RSPS selama libur lebaran. Pasalnya RSPS lebih mengutamakan pasien yang cuci darah tetap
"Tapi untuk cuci darah yang biasa di Rumah Sakit lain atau HD traveling dan datang ke sini untuk cuci darah di tanggal itu (12-14) mohon maaf kita tidak melayani. Karena untuk HD rutin di kami saja sudah penuh, khawatirnya kalau pindah ke sini malah tidak bisa terlayani," ujarnya.
Agus menambahkan, untuk instalasi dan unit-unit penunjang layanan berjalan sesuai jadwal shift masing-masing. Bahkan, untuk pelayanan pasien COVID-19 tetap berjalan seperti biasa.
Untuk itu, Agus meminta masyarakat untuk tidak perlu takut berobat ke RSPS. Mengingat penanganan pasien terkonfirmasi positif COVID-19 dan non COVID-19 berbeda, baik lokasi ruangan hingga alur penanganannya.
"Banyak masyarakat yang takut ke RSPS karena jadi RS rujukan COVID-19, kami minta masyarakat tidak usah takut untuk berobat ke RSPS ya," ucapnya.
"Karena apa? Karena untuk area pelayanan COVID-19 ada di sisi barat IGD dan satunya di area timur laut dari Rumah Sakit. Sedangkan untuk pasien non COVID-19 ada di tengah dan alur penanganannya berbeda," lanjut Agus.