Polisi Cek Pemuda di Gunungkidul Dianiaya Oknum Brimob

Polisi Cek Pemuda di Gunungkidul Dianiaya Oknum Brimob

Pradito Rida Pertana - detikNews
Selasa, 06 Apr 2021 15:50 WIB
Korban penganiayaan oknum yang mengaku Brimob di Gunungkidul
Korban penganiayaan oknum yang mengaku Brimob di Gunungkidul (Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom)
Gunungkidul -

Seorang pemuda di Gunungkidul, Yudhistira Jordan Setiaji (20), mengaku dianiaya oknum Brimob tadi malam. Kapolres Gunungkidul AKBP Agus Setiawan menyebut bakal mengecek peristiwa tersebut.

"Belum (masuk laporannya), nanti coba saya ceknya ya," kata Kapolres Gunungkidul AKBP Agus Setiawan saat dihubungi wartawan, Selasa (6/4/2021).

Ditemui terpisah, korban menyebut penganiayaan itu bermula saat dia dan empat temannya nongkrong di satu unit rumah di Jalan Agus Salim, Wonosari, sekitar pukul 23.00 WIB. Saat sedang mengobrol tiba-tiba muncul empat orang yang berboncengan dengan dua motor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terus dari arah barat ada orang naik motor matik lumayan banter dan pas lewat langsung teriak 'woy'. Jadi motornya ada dua dan orangnya empat, nah yang teriak woy itu yang membonceng," ucap Jordan saat ditemui di Wonosari, hari ini.

Jordan menyebut teriakan itu membuat teman-temannya keluar mengecek. Saat di luar itu, mereka kembali mendengar teriakan.

ADVERTISEMENT

"Terus refleks teman-teman pada keluar teras, dan orange (yang teriak woy) itu minta kunci (menyuruh temannya mematikan motor) sama temannya sambil teriak-teriak," ucapnya.

Jordan dan teman-temannya berusaha mengejar pria tersebut hingga berhenti di depan salah satu toko alat tulis. Saat itu rombongan pelaku berhenti dan kembali berteriak.

"Setelah itu saya kejar dan dua motor itu berhenti lalu saya tanya 'wonten nopo mas (ada apa mas)', dan dia bilang 'lha piye ora terimo opo piye (lha gimana, kamu tidak terima)'," katanya.

"Dan orangnya langsung turun (dari motor) dan saya dirangkul terus diajak mojok. Saya bilang di sini saja dan dia tiba-tiba mendorong saya, sempat saya dorong balik terus orangnya langsung memepetkan saya dan menghajar saya, sempat ditekak (dicekik) juga saat itu," imbuh Jordan.

Dia menerangkan hanya seorang pelaku yang melakukan penganiayaan. Sementara teman pelaku menghalangi rekan-rekan Jordan yang ingin membantu.

"Hanya satu orang yang menghajar, dan menghalangi teman saya kalau mau membantunya," katanya.

Selama melakukan penganiayaan, kata Jordan, pelaku berulang kali mengaku sebagai anggota Brimob.

"Yang ngantemi (memukuli) bilang, 'aku Brimob' dan temannya bilang, 'sudah mas sudah ini aparat-aparat'. Pas ngantemi (memukuli) bilang berkali-kali kalau dia (pelaku) Brimob," ujarnya.

Seusai dianiaya, Jordan lalu pulang ke rumahnya. Melihat anaknya terluka, ayahnya sempat berusaha mencari keberadaan pelaku dan melapor ke polisi.

"Saya terus pulang dan ayah saya mencari pelakunya. Saya di rumah selang sebentar ada polisi datang dan menyuruh saya ke rumah sakit lalu ke Polres. Polisinya seragaman saat itu," katanya.

Jordan lalu melakukan visum di RSUD Wonosari. Jordan mengaku mendapat jahitan di bagian telinganya.

"Setengah 12 malam dan saya nyusul ke Polres (Gunungkidul). Ini dijahit 3 di bagian telinga, karena saya dihajar 5 kali dan ada bekas cekikan juga," ucapnya.

Selengkapnya, ayah korban mengaku dirayu agar penganiayaan terhadap anaknya itu diselesaikan kekeluargaan..

Ayah Jordan, Setyo Budiharjo, menambahkan usai peristiwa penganiayaan terhadap anaknya itu dia lalu melapor ke polisi. Tak berselang lama, polisi datang ke rumahnya.

"Karena sambil mencari (pelaku) itu saya sambil laporan terus polisi datang ke rumah. Saya sudah lapor tapi dari jam 00.00 WIB (malam) sampai jam 04.00 WIB tidak ada pemeriksaan, hanya pelakunya yang diperiksa," kata Setyo.

Setyo mengaku bingung karena hanya pelaku yang menjalani pemeriksaan. Selain itu, dia menyebut banyak polisi yang merayunya agar masalah itu diselesaikan kekeluargaan.

"Saya ketemu di Polres itu (sama pelakunya), dia tidak minta maaf tapi yang minta maaf masnya pelaku yang orang Lantas itu," katanya.

"Di situ gantian orang-orang itu (polisi) merayu mengajak agar diselesaikan secara kekeluargaan. Lalu saya jawab mau koordinasi dengan keluarga dan aparat kampung," katanya.

Setelah itu, Setyo mengaku memilih pulang ke rumah karena tak mendapat kepastian.

"Dan karena tidak ada kepastian jam 4 (pagi) saya pulang. Saya sampai bilang kalau sampai jam 04.00 diproses berarti laporan saya menganggap tidak diproses, karena dari jam 12 (malam) sampai jam 04.00 kok korban dan saksi kok tidak di-BAP hanya pelaku saja yang di-BAP," imbuhnya.

Setyo menyebut hingga hari ini dia belum dipanggil lagi untuk dimintai keterangan di Polres Gunungkidul. Dia berharap kasus ini bisa ditangani untuk memberi efek jera kepada pelaku.

"Karena saya mendengar masukan dari luar kalau si anak (pelaku penganiayaan) karakternya begitu, dan saya ingin prosesnya lanjut saja sebagai efek jera," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(ams/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads