Pakar Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Gayatri Indah Marliyani, menyebut Semarang dan Yogyakarta masuk dalam zona merah kawasan gempa bumi. Pasalnya terdapat banyak sesar aktif di dua daerah tersebut.
"Melihat bahwa dalam kurun waktu 110 tahunan itu kita lihat bahwa Indonesia itu hampir semuanya tertutup oleh kejadian gempa bumi," katanya Gayatri saat diskusi 'Semarang dan Yogya Zona Merah Kawasan Gempa Bumi' yang digelar secara daring, Kamis (18/3/2021).
"Dan kita lihat bahwa dalam kejadian 100 tahun saja Indonesia itu banyak sekali frekuensi kejadian gempa buminya besar. Nah, kejadian-kejadian gempa bumi ini bisa bersumber dari zona subduksi atau di zona dangkal," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gayatri menjelaskan sumber gempa bumi di Jawa dipicu sesar-sesar di zona subduksi sesar-sesar di darat. "Yang penting juga, selain dari zona subduksi langsung, tekanan yang ada itu juga bisa tersalurkan oleh yang tidak terakomodasi bisa salurkan ke sesar-sesar yang di darat," ucapnya.
Dia juga memaparkan tentang sebaran gempa bumi dangkal di Jawa, dari tahun 2009 hingga 2020. Dari rekaman ini bisa dilihat bahwa di zona tersebut ada klaster atau sebaran gempa-gempa dangkal di darat kemudian membentuk pola yang teratur.
"Kebetulan sudah teridentifikasi di sini sesar Opak. Di utara Rembang ada sesar Pati, kemudian ada sesar Semarang dan sesar Kendeng. Jadi indikasi awal dari adanya keberadaan sesar aktif ada aktivitas seismik, berdasarkan rekaman 10 tahun terakhir," ujarnya.
Selain itu, dua daerah itu jadi zona merah berkaca dari sejarah Visser 1922. Ada katalog gempa bumi yang disusun berdasarkan cerita yang ada, bukan dari instrumentasi.
"Dari situ dia memberikan posisi sumber gempa berdasarkan karakteristik yang di deskripsi masyarakat. Kalau melihat dari dokumentasi Visser, di Yogyakarta tahun 1857, tepatnya 10 Juni ada gempa yang signifikan dan menyebabkan kerusakan yang cukup besar. Itu dirasakan sampai radius 500 km dari Yogyakarta," katanya.
Selanjutnya: rekomendasi meminimalkan dampak gempa
Tonton juga Video: Titik-titik Rawan Gempa di Indonesia yang Perlu Diwaspadai
Dia lalu memaparkan sejumlah sesar di Jawa Tengah-DIY yang menunjukkan indikasi aktif yakni sesar Opak, sesar Semarang, sesar Kendeng, sesar Rawa Pening, sesar Rembang dan sesar Pati. Hal itu telah menjadi salah satu rujukan dari banyak penelitian dan dituangkan pada gambaran peta sumber gempa bumi yang ada, termasuk contoh peta dari pusat gempa nasional PUPR 2017.
"Sumber gempa yang ada di darat seperti (sesar) Opak, sesar Rawa Pening, Ungaran 1, Ungaran 2, ini kaitannya pusat Semarang. Kemudian di sini ada juga sesar Pati dan ada bagian dari sesar Kendeng," ucapnya.
Untuk meminimalisir dampak kejadian gempa bumi, mutlak diperlukan informasi akurat tentang sumber gempa bumi pada saat di Indonesia. Sumber gempa bumi belum seluruhnya terpetakan dengan rinci.
"Sehingga dukungan untuk penelitian, pemetaan sumber gempa bumi sangat diharapkan. Untuk sesar aktif yang terpetakan masih banyak parameter gempa khususnya data sliprate (laju geser) dari data paleoseismik yang masih belum diketahui atau diteliti," katanya.