Warga Dukuh Mondoliko, Desa Bedono, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, meminta relokasi. Penyebabnya adalah jalan keluar masuk satu-satunya ke Dukuh Mondoliko langganan terendam banjir rob dari sore hingga dini hari.
"Warga Dukuh Mondoliko minta direlokasi. Karena akses satu-satunya ke dusun itu kerap tergenang rob," kata Kades Bedono, M Agus Salim saat dihubungi detikcom melalui telepon, Selasa (2/3/2021).
Menurutnya, kondisi jalan yang langganan kena rob tersebut terbuat dari beton, berukuran lebar 1,5 meter dan panjang sekitar 3 kilometer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Ketua RW 2 Dukuh Mondoliko, Desa Bedono, Sukiyo, mengatakan, tidak ada warga yang beraktivitas keluar masuk kampung saat air rob naik dan menggenangi akses jalan tersebut. Dirinya menyebut kondisi tersebut sudah dialami warga setempat sejak sekitar sepuluh tahun yang lalu.
"Akses keluar masuk satu-satunya menuju Dukuh Mondoliko (dari Dukuh Sodong) sering terendam air rob dan licin. Biasanya air rob naik dari sore hingga 03.00 WIB dini hari," terang Sukiyo.
![]() |
Sukiyo menambahkan, warga yang masih tinggal di Dukuh Mondoliko sejumlah sekitar 60 kepala keluarga (KK) dari jumlah keseluruhan 140 KK. Dia menuturkan, banyak warganya yang sudah pindah sementara akibat kondisi jalan yang sulit dilalui tersebut.
"Banyak yang pindah, terutama yang bekerja di Semarang. Karena aksesnya tidak bisa dilalui saat pulang kerja," tuturnya.
Sukiyo menerangkan, jalan satu-satunya yang dapat dilalui warga Dukuh Mondoliko itu dulunya adalah jalan ke sawah. Sedangkan jalan raya yang biasa dilalui warga, yaitu jalan kabupaten menuju Genuk, Semarang, terputus sejak tahun 2011.
"Sebenarnya akses jalan satu-satunya itu yang arah (Dukuh) Morosari, Kecamatan Sayung, lalu Genuk-Semarang, tapi sudah hilang, sudah jadi laut. Sekarang satu-satunya akses ya itu, dulunya jalan menuju ke sawah," jelas Sukiyo.
Selanjutnya, penjelasan Sekda Demak...
Simak juga Video: Tanggul Limpasan Demak Jebol, Sawah-Pemukiman Kebanjiran
Terpisah, Sekda Kabupaten Demak, Singgih Setyono, mengatakan sudah melalukan koordinasi dengan Dinperkim Kota Semarang terkait relokasi warga Dukuh Mondoliko. Rencananya, tempat relokasi di Rusun Kaligawe, Semarang.
"Kami dengan bapak ketua dewan sudah sepakat untuk merelokasi sementara (warga Dukuh Mondoliko) di rumah susun Kaligawe (Semarang), tapi kita sudah mau rembukan bab harga sewa, ternyata banjir besar di Semarang itu akhirnya dipakai sendiri oleh warga Semarang. Kita sudah sepakat (merelokasi) dan menghubungi Dinperkim Kota Semarang, sudah mau deal di bulan Januari," jelas Singgih.
Singgih menambahkan untuk solusi jangka panjangnya, pihaknya akan merelokasi warga Dukuh Mondoliko di area yang tidak terlalu jauh dari tempat asal. Namun saat ini belum menemukan pilihan lokasi yang pas dan tidak terendam banjir rob.
"Jangka panjangnya kita mau nyiapin yang dekat dengan warga Mondoliko. Tapi pertanyaannya kita belum menemukan tanah yang luas untuk 155 KK itu. Belum menemukan karena kelem karo banyu kabeh (kebanjiran semua)," ujarnya.