Bayi di Tangsel Dibanting Ayah Kandung hingga Tewas karena Nangis Terus

Bayi di Tangsel Dibanting Ayah Kandung hingga Tewas karena Nangis Terus

Kurniawan Fadilah - detikNews
Senin, 15 Des 2025 19:33 WIB
Bayi di Tangsel Dibanting Ayah Kandung hingga Tewas karena Nangis Terus
Foto: Ayah kandung pelaku penganiayaan bayi hingga tewas di Ciputat, Tangsel (Dok.Istimewa)
Jakarta -

Seorang bayi perempuan berusia 6 bulan meninggal dunia usai dianiaya oleh ayah kandungnya sendiri, IS (28), di Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel). IS tega menganiaya anaknya hingga tewas karena anaknya menangis terus.

Kapolsek Ciputat Timur Kompol Bambang Askar Sodiq menjelaskan peristiwa penganiayaan ini terjadi pada Minggu (14/12) pukul 17.00 WIB di Jalan Betawi Kampung Gunung RT 003 RW 009, Jombang, Ciputat, Kota Tangsel. Bambang menjelaskan mulanya IS tengah menggendong anaknya saat menangis.

"Ayah kandung korban sedang menggendong anak korban di dalam warung. Kemudian tersangka menyuruh ibu kandung anak korban untuk membuat susu karena anak korban menangis," jelas Bambang kepada wartawan, Senin (15/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bambang menyebut, tiba-tiba IS merasa kesal karena anaknya tak kunjung berhenti menangis. IS pun akhirnya menganiaya anaknya tersebut dengan membantingnya ke arah lantai sebanyak 2 kali.

ADVERTISEMENT

"Tersangka kesal dan emosi karena anak korban tidak berhenti menangis, tersangka melempar anak korban yang sedang digendong ke arah lantai hingga bagian kepala anak korban terbentur yang mengakibatkan pendarahan di daerah kepala anak korban," jelas Bambang.

Dia menyampaikan, anak tersebut pun langsung dibawa ke rumah sakit. Namun dalam perjalanan, anak tersebut dinyatakan meninggal dunia akibat pendarahan di kepala.

"Saat dalam perjalanan anak korban meninggal dunia karena pendarahan di bagian kepala. Mengetahui hal tersebut pihak keluarga melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian," ujar Bambang.

Kemudian Bambang menjelaskan, ketika dilakukan pendalaman, IS mengaku saat itu kondisi rumahnya gelap karena kehabisan token listrik. Kondisi gelap ini membuat anaknya menangis terus.

"Menurut keterangan IS, korban menangis terus menerus tanpa henti dikarenakan kondisi rumah gelap. IS idak mengetahui nomor token listrik TKP yang menyebabkan listrik mati. IS membanting korban sebanyak dua kali, pertama di matras (lantai) secara tengkurap (menghadap bawah), kedua di kasur secara terlentang (menghadap atas)," ungkap Bambang.

"IS mengakui kepala korban terkena botol susu saat membanting kedua kalinya. IS mengakui saat dibanting pertama korban masih menangis dan saat dibanting kedua kalinya Korban sempat merintih hingga akhirnya terdiam," pungkasnya.

(maa/maa)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads