Khusus di pinggiran sungai Cisanggarung Losari, sambung Wijanarto, sebenarnya sudah ada komunitas etnis China sebelum ada eksodus besar-besaran dari Batavia. Mereka bermukim di pinggir sungai ini sejak zaman kerajaan Demak. Daerah ini pun berkembang menjadi bandar pelabuhan dan pusat aktifitas perdagangan.
"Kampung pecinan paling tua di Brebes itu ada di Losari (pinggir sungai Cisanggarung). Ini sudah ada sejak kekuasaan Raja Demak di mana daerah ini menjadi bandar pelabuhan dan aktivitas perdagangan. Hal inilah yang menjadi alasan kedatangan warga Tionghoa yang menjadi korban tragedi 1740 di Batavia," katanya menambahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seiring perkembangan zaman, kampung pecinan lambat laun mulai ditinggalkan. Beberapa faktornya adalah karena dampak pembangunan wilayah dan adanya konflik sosial.
![]() |
Terakhir, pada 1997, Losari menjadi korban amukan massa anti China di era menjelang reformasi. Banyak warga keturunan Tionghoa yang mengungsi karena banyak toko yang dirusak dan dibakar, termasuk klenteng Losari pun dirusak massa.
"Sebelum era reformasi, warga Tionghoa ini juga mulai meninggalkan kampung pecinan. Peritiwa revolusi sosial dan peristiwa tiga daerah tahun 1965, gelombang anti birokrat pendukung kolonial dan anti-Eropa bergejolak. Aksi tersebut merembet menjadi gerakan anti-China. Mereka mengungsi ke luar Brebes seperti ke Purwokerto dan Cirebon, Jawa barat. Mereka lari menghindari dari aksi anti-China di Jawa," paparnya.
Selanjutnya: areal pemakaman China jadi lokasi hunian