Himpunan Pedagang Pasar Kliwon (HPPK) Kudus menyampaikan keberatan atas keputusan menutup pasar selama dua hari saat gerakan 'Jateng di Rumah Saja'. Plt Bupati Kudus HM Hartopo memastikan pasar tetap ditutup selama gerakan 'Jateng di Rumah Saja' akhir pekan ini.
"Kita tetap mengikuti surat edaran gubernur kan kita ikuti (pasar akan tetap ditutup), tapi kita mengalir saja. Namanya warga kan juga namanya diintruksikan, kan mengikuti ada yang tidak, ada melanggar," kata Plt Bupati Kudus HM Hartopo kepada wartawan saat ditemui wartawan selepas meninjau korban banjir di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kamis (4/2/2021).
"Kita sendiri monitoring tetap ada. Artinya kalau ada masalah melanggar, ada tindakan dari kita sendiri," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hartopo menyebut adanya penolakan pedagang terkait penutupan pasar saat gerakan 'Jateng di Rumah Saja' merupakan hal lumrah. Terlebih, banyak dampak saat penutupan pasar apalagi banyak pekerja harian di Kudus.
"Namanya penolakan masyarakat kan banyak sekali. Karena aturan seperti ini, memang banyak yang terdampak. Buruh-buruh atau (pekerja) harian, borong atau harian. Dia sendiri tentunya bekerja dari hasil keringat hari ini. Terus nanti tidak hari tidak bekerja, ternyata tidak akan bisa memenuhi kebutuhan sehari," ucapnya.
Meski begitu, Hartopo menilai gerakan 'Jateng di Rumah Saja' terbilang mendadak. Sehingga pihaknya juga tidak bisa memberikan bantuan kepada warga terdampak penutupan pasar hingga tempat wisata.
"Tentunya pemerintah daerah perlu memikirkan, tapi kan kondisi spontanitas dadakan susah juga. (Untuk diberikan bantuan) Kita perlu kajian, perlu anggaran dan lainnya," kata Hartopo.
Diberitakan sebelumnya, Himpunan Pedagang Pasar Kliwon (HPPK) Kudus menyampaikan keberatan atas keputusan menutup pasar selama dua hari saat gerakan 'Jateng di Rumah Saja'. HPPK Kudus menilai penutupan selama dua hari berpotensi mengalami kerugian Rp 50 miliar.
"Kami menyampaikan keberatan atas ditutupnya pasar tradisional. Hal itu akan mengganggu ekonomi, tidak hanya dari pelaku pasar atau pedagang akan tetapi menyangkut upah karyawan, pemasok, penyetor dan pelaku pasar terkait," kata Ketua HPPK Sulistiyanto saat dihubungi lewat pesan singkat, Rabu (3/2).
Sulis mengatakan penutupan selama dua hari jelas akan berpotensi kehilangan pendapatan. Menurutnya jika ditutup selama dua hari pedagang akan kehilangan pendapatan hingga Rp 50 miliar.
"Omset kami selama dua hari ditutup bisa rugi puluhan miliar, bisa Rp 50 miliar. Kita ada 2.500 pedagang di Pasar Kliwon," ungkap Sulis.
Sebelumnya, Kabid Pasar pada Dinas Perdagangan Kudus, Albertus Harys mengatakan untuk semua pasar di Kudus tutup selama dua hari. Menurutnya di Kudus ada 27 pasar.
"Tutup semuanya, yang di bawah pengelolaan Pemkab Kudus ada 27 pasar. Tapi pasar di bawah pengelolaan desa juga diminta untuk tutup," kata Harys saat dihubungi detikcom lewat pesan singkat, kemarin.
"Kalau sanksi tidak ada, tapi akan ada petugas penjaga di setiap pasar yang memastikan pasar tutup, 2 hari tersebut digunakan untuk kebersihan pasar dan penyemprotan disinfektan di lingkungan pasar," sambung Harys.
(ams/mbr)