Jijik! Banjir di Kudus Berwarna Hitam dan Berbau

Jijik! Banjir di Kudus Berwarna Hitam dan Berbau

Dian Utoro Aji - detikNews
Kamis, 04 Feb 2021 13:28 WIB
Banjir berwarna hitam menggenangi Dukuh Tanggulangin Desa Jati Wetan, Kudus, Kamis (4/2/2021)
Banjir berwarna hitam menggenangi Dukuh Tanggulangin Desa Jati Wetan, Kudus (Foto: Dian Utoro Aji/detikcom)
Kudus -

Warga di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus, Jateng mengeluhkan genangan banjir berwarna hitam pekat dan berbau menyengat. Akibatnya warga mengaku mengalami gatal-gatal hingga air sumurnya tidak bisa dikonsumsi.

Pantauan di lokasi, Kamis (4/2), genangan banjir berwarna hitam terjadi di Dukuh Tanggulangin Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati. Di lokasi ini terlihat genangan banjir berwarna hitam pekat dan berbau menyengat. Ketinggian air di dukuh ini berkisar 40 cm hingga 1,5 meter.

Salah seorang warga, Solikah, mengatakan banjir berwarna hitam ini sudah terlihat sejak tiga hari yang lalu. Menurutnya air banjir berwarna hitam itu diduga berasal dari pencemaran pabrik yang letaknya tidak jauh dari Desa Jati Wetan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah kemarin tiga hari yang lalu (air banjir berwarna hitam). Katanya, saya tidak tahu persis, pipa Pura (pabrik kertas di Kudus) itu ada kebocoran terus akhirnya masuk ke dukuh sini," kata Solikah saat ditemui di lokasi, Kamis (4/2/2021).

Solikah menyebut genangan air itu berbau menyengat dan menyebabkan gatal-gatal pada kaki. Tidak hanya itu, sumur warga juga tidak bisa digunakan, karena airnya tercemar limbah.

ADVERTISEMENT

"Keluhannya bau menyengat, termasuk air sumur tidak digunakan. Gatal-gatal, dan napas baunya sumpek. Segera diperbaiki kalau memang itu bocor. Bagaimana caranya," keluhnya.

Hal senada juga diungkapkan Pariman. Pariman mengaku sudah tiga hari ini tidak bisa menggunakan air sumurnya karena diduga tercemar limbah pabrik sehingga terpaksa membeli air bersih untuk konsumsi sehari-hari.

"Menguras sumur, terus dananya. Tidak bisa sumur bor pun tidak bisa. Minta sama PAM, minumnya beli. Caranya bagaimana, ini merata 3 RT (Dukuh Tanggulangin), belum lagi ketinggian air sampai 1 meter ada yang 1,5 meter," urai Pariman ditemui di lokasi.

Diwawancara terpisah, Plt Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan banjir juga menggenangi di Desa Jati Wetan. Dia mengaku sudah meminta kepada dinas terkait untuk menginvestigasi dugaan pencemaran sehingga mengakibatkan air banjir berwarna hitam itu.

"Airnya hitam dan bau. Dampak gatal dan diare juga memang banjir ini. Mudah-mudahan segera teratasi. Pemda berusaha mencari pompa untuk membuang air ke sisi Sungai Wulan kita buka," ujar Hartopo saat ditemui selepas meninjau korban banjir di Desa Jati Wetan siang ini.

"Kalau dugaan kita susah, bagaimana yang penting hasil penelitiannya. Menduga nanti takutnya salah. Uji labnya belum bisa, baru satu mingguan," sambung dia.

Selengkapnya penjelasan dari perusahaan yang diduga mencemarkan limbah sehingga air banjir menjadi hitam...

Kasi Pembinaan dan Pengawasan pada Dinas PKLH Kudus, Rikho M menambahkan pihaknya sudah melakukan pengambilan sampel air berwarna hitam di Desa Jati Wetan. Namun hasilnya baru diketahui sekitar dua pekan lagi.

"Kami uji lab, hasilnya belum tahu. Kalau pencemaran kan indikasinya ada dua. Pertama kita lihat fisik secara hitam dan perlu didukung dengan hasil uji lab. Hasilnya baru ambil kemarin, sudah surut akan kita lakukan peraturan yang ada. Kurang 2 minggu baru diketahui," kata Rikho ditemui di lokasi siang ini.

Sementara itu,General Manager HRGA Pura Grup Agung Subani membantah dugaan pencemaran limbah di banjir Desa Jati Wetan berasal dari perusahaannya. Dia mengaku bahwa saluran limbah di perusahaannya tidak ada yang terbuka.

"Tidak ada saluran limbah yang terbuka kontak dengan saluran warga. Semuanya menggunakan pipa," kata Agung saat ditemui wartawan selepas meninjau korban banjir di Desa Jati Wetan siang ini.

Banjir berwarna hitam menggenangi Dukuh Tanggulangin Desa Jati Wetan, Kudus, Kamis (4/2/2021)Banjir berwarna hitam menggenangi Dukuh Tanggulangin Desa Jati Wetan, Kudus, Kamis (4/2/2021) Foto: Dian Utoro Aji/detikcom

Meski begitu, Agung mengaku akan mengikuti investigasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Menurutnya sampel air genangan tersebut pun sudah diambil dari dinas terkait.

"Kemarin sudah diinvestigasi dan sudah diambil sampel. Jadi kita sampaikan kita masih menunggu hasil investasinya dinas. Untuk produksi IPAL kita tidak ada yang berwarna hitam. Apalagi kita gunakan kertas yang putih," ungkap Agung.

"Dan kemarin sudah diambil sampel beberapa titik. Warna limbah ke putih. Kalau bau, jika sudah keluar tidak menimbulkan bau. Maka kami mengikuti investasi dari pemkab seperti apa. Akan kita pelajari juga. Kami juga menerjunkan tim titik rawan untuk jaringan kita," sambung dia.

Halaman 2 dari 2
(ams/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads