Kudus -
Di balik kemegahan kompleks Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus, ternyata menyimpan banyak cerita. Salah satunya banyak pejabat hingga politisi enggan datang ke kompleks Menara Kudus.
"Hal tersebut masih terbawa, cerita masyarakat. Cerita tersebut masih banyak dipercayai oleh masyarakat. Kalau kita amati banyak pejabat di Kudus yang tidak pernah berkunjung ke sini (kompleks Masjid, Menara dan Makam Sunan Kudus)," kata Humas Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus (YM3K), Denny Nur Hakim, Minggu (17/1/2021).
Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus sendiri menjadi salah satu objek wisata religi di Kudus. Banyak peziarah dari berbagai kota datang ke makam salah satu wali penyebar agama Islam di Jawa tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Danny mengatakan terkait dengan rajah kalacakra ada cerita dari masyarakat sekitar. Menurutnya dari cerita turun temurun dulunya Sunan Kudus atau yang memiliki nama Ja'far Shadiq tidak suka dengan orang yang memamerkan tentang kekuasaan atau jabatan. Sehingga memasang rajah tersebut.
"Berdasarkan cerita orang tua pada waktu itu, bahwa yang namanya Sunan Kudus, tidak suka orang yang memamerkan kekuasaan. Kekuasaan itu mungkin seperti harta, tahta. Yang namanya masyarakat pada waktu menguasai kekuasaan akan pamer. Itulah yang tidak disukai oleh Sunan Kudus. Sehingga pada waktu itu Sunan Kudus memasang sebuah rajah bernama kalacakra,"jelas Danny.
Rajah tersebut, kata dia dipasang di gapura yang terdapat atapnya. Gapura yang dipasang rajah terletak di bagian selatan pintu masuk ke kompleks Menara Kudus. Hingga sekarang gapura yang terdapat rajah masih berdiri kokoh.
Selanjutnya: Kejatuhan Gus Dur dikaitkan dengan kedatangannya ke Menara Kudus
Pantauan di lokasi, gapura yang dipasang rajah kalacakra masih berdiri kokoh di sebelah selatan pintu masuk kompleks Makam, Masjid, dan Menara Kudus. Bangunan itu tampak kuno. Karena bangunan yang terbuat dari batu bata berwarna coklat masih asli. Gapura itu terdapat saka atau tiang penyangga atap terbuat dari kayu. Atasnya terdapat atap dan genteng kuno.
"(Rajah) kalacakra ini dipasang gapura yang ada atapnya bagian selatan. Sampai sekarang atapnya masih terpasang. Pada waktu itu misalnya orang menyombongkan dengan kekuatan, menyombongkan dengan kekuasaan. Tentang harta mereka akan istilahnya pengapesan (pembawa petaka). Apa yang dikuasai akan hilang," ucapnya.
Di gapura ini Sunan Kudus dipercaya memasang Rajah Kalacakra. (Foto: Dian Utoro Aji/detikcom) |
Danny mengatakan terkait dengan rajah itu antara percaya dan tidak. Sebab menurutnya tidak sedikit pejabat besar yang datang ke Menara Kudus dan setelah itu lengser dari jabatannya itu.
"Dulu disebut-sebut Gus Dur seperti itu (lengser dari jabatan Presiden setelah ke Kudus) lah. Bukan dari Gus Dur aja, tapi juga ada yang lain. Tapi secara pribadi antara percaya atau tidak ya," ungkap Danny.
Namun lanjut dia, bahwa tidak sedikit pejabat hingga tokoh besar yang datang ke Makam Sunan Kudus, bahkan mereka tetap menjabat. Danny mengatakan seperti tahun 1950 sampai dengan tahun 1970-an. Menurutnya pejabat besar hingga Presiden RI pertama, Ir Sukarno pernah ke Makam Sunan Kudus.
"Tetapi kita amati seperti tahun 50-70an, yang namanya Sukarno berkunjung ke Kudus. Sultan Hamengku Buwono (IX) terus menteri pada zaman itu banyak berkunjung ke Kudus. Itu tidak kenapa-kenapa," sambung dia.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini