Kisah warga Pekalongan yang merasa tertipu usai membeli kasur pegas (spring bed) abal-abal isi kardus jadi sorotan. 'Pabrik' spring bed itu ternyata ada di Tegal dan menggunakan bahan-bahan yang memang ala kadarnya.
"Pakainya kayak gini. Makanya harga jualnya murah, Rp 155 ribu," kata salah seorang produsen spring bed, Riyanto saat ditemui di rumah produksinya, di Desa Gerobog Kulon, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Rabu (6/1/2021).
Hal itu disampaikan Riyanto sembari menunjukkan tumpukan kayu pines yang ada di lantai, tumpukan karton bekas, busa tipis, besi per, tali karet, dan kain yang digunakan sebagai cover spring bed. Dia menyebut dengan bahan-bahan tersebut, dia bisa menjual produknya dengan harga murah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan tahapan membuat spring bed itu diawali dengan merakit kerangka kasur dengan material kayu. Kemudian kerangka itu dililit kain atau karet ban bekas sebagai jari-jarinya. Setelah itu dilanjutkan dengan melapisi jari-jari itu dengan kardus dan busa tipis.
"Busa ini untuk spring bed terasa empuk kalau dipakai," kata Riyanto.
Tahapan terakhir, kasur itu kemudian dibungkus dengan kain. Setelah rapi, kasur pun siap dipasarkan. Riyanto mengaku menjual kasur ukuran 180X200 cm seharga Rp 155 ribu dan membebaskan salesnya memberikan harga jual sendiri.
"Harga di sini punya saya Rp 155 ribu. Mereka ambil nanti kalau laku baru bayar. Mereka mau menjual berapa terserah, sebisanya sales mau jual berapa," ucap Riyanto.
Riyanto mengaku usaha produksi rumahannya itu mampu membuat sebanyak 100 kasur per bulannya. Pekerjaan ini dilakukan bersama tiga orang karyawannya.
"Rata-rata bisa membuat 100 buah per bulan," terangnya.
Dia pun mengaku prihatin dengan kasus yang terjadi di Pekalongan. Riyanto mengaku khawatir bisnisnya ikut terpukul dengan kasus tersebut. Apalagi kasur buatannya tak pernah memakai merek apapun.
"Takutnya nanti berdampak pada usaha ini. Padahal kami tidak menggunakan merek apapun. Harga jualnya juga sangat jauh dibanding yang asli. Yang kami jual memang produk rumahan yang harganya murah," terang Riyanto.
Terpisah, Camat Pangkah, Bambang Sihana menyebut sentra produksi spring bed di Kecamatan Pangkah ada di Desa Desa Tembok Luwung dan Gerobog Kulon. Usai menengok industri rumahan kasus ini, Bambang mengakui banyak warganya yang belum mengurus izin usaha.
Selanjutnya kata Camat Pangkah soal home industry warganya yang jadi sorotan...