Bambang berjanji bakal memberikan pembinaan kepada para pemilik home industry di wilayahnya. Hanya saja mengenai adanya produsen spring bed yang sempat ramai di Pekalongan karena berisi kardus, dia mengaku belum memberikan teguran.
Di dalam rumah produksi spring bed milik Riyanto yang berlokasi di Desa Grobog Kulon, tampak beberapa bahan baku berserakan memenuhi tempat produksi. Ada beberapa rangka spring bad, ada pula produk yang sudah jadi dan siap jual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puluhan batang kayu pines tampak teronggok di lantai. Tidak jauh dari situ, ada beberapa rangka kasur dari kayu yang sudah dirakit. Di sisi ruangan lain ditemukan pula kertas karton bekas, busa tipis, besi per, tali karet dan kain untuk covernya.
Riyanto (39) produsen spring bed di Grobog Kulon, mengaku memang terbuat dari bahan bahan tersebut. Makanya tidak mengherankan, harga jualnya sangat murah.
"Pakainya kaya gini. Makanya harga jualnya murah, Rp 155 ribu," ungkapnya kepada wartawan di rumahnya.
Riyanto mengaku tak membatasi harga jual kasur buatannya itu di tingkat sales. Dia menyebut para sales itu kemudian menjual kasur dengan cara berkeliling menggunakan pikap.
"Harga di sini punya saya Rp 155 ribu. Mereka ambil nanti kalau laku baru bayar. Mereka mau menjual berapa terserah. Sebisanya sales mau jual berapa," ungkap Riyanto.
![]() |
Soal kejadian di Pekalongan, Riyanto mengaku menyesalinya. Dia juga khawatir akan berdampak pada penjualan produknya.
"Takutnya nanti berdampak pada usaha ini. Padahal kami tidak menggunakan merek apapun. Harga jualnya juga sangat jauh dibanding yang asli. Yang kami jual memang produk rumahan yang harganya murah," pungkasnya.
(ams/ams)