Tanah gerak terjadi di permukiman warga di Desa Sembawa, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Akibatnya belasan rumah warga rusak.
Kerusakan rumah warga akibat tanah gerak beragam mulai dari retak pada dinding, lantai hingga atap rumah jebol. Bahkan, beberapa rumah sudah terlihat miring dan ambles di bagian dapur dan kamar.
"Kondisi rumah sudah miring, dan ambles di bagian dapur. Atap juga jebol," kata salah seorang warga terdampak tanah gerak, Sulasih (32), saat ditemui wartawan di lokasi, Kamis (7/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya tanah di tempat tinggalnya itu masih terus bergerak hingga saat ini. Terutama saat turun hujan. Biasanya, kata Sulasih, muncul suara saat terjadi pergerakan tanah.
"Ada suara pletak-pletak saat terjadi tanah gerak. Biasanya itu terjadi saat hujan turun," terangnya.
Warga terdampak tanah gerak lainnya, Nirah (60), mengaku waswas dengan kondisi rumah yang saat ini ditempatinya. Apalagi tembok bagian atas rumah miliknya sudah miring.
"Rasanya takut, karena tembok yang di atas itu sudah miring. Dan ini saya pindah dulu tidur di rumah anak saya," tutur Nirah.
Sementara itu, Kepala Desa Sembawa, Aditya Yoga, mengatakan ada 15 rumah warga yang terdampak tanah gerak. Dari 15 rumah tersebut, mengalami kerusakan yang beragam. Namun, rata-rata mengalami retak-retak antara 3-4 meter di dalam rumah.
"Ada 15 rumah warga yang rusak. Dengan tingkat kerusakan yang berbeda-beda. Rata-rata 3 meter sampai 4 meter," jelas Aditya.
Selain tingginya intensitas hujan, tanah gerak ini juga dipicu erosi Sungai Brukah. Sungai yang berada di jarak sekitar 20 meter dari permukiman warga ini mengalami erosi.
"Di bawah permukiman ada sungai dan terjadi erosi, kemudian berimbas ke daerah atasnya," terangnya.
Dia mengimbau warga yang terdampak untuk selalu waspada jika tengah hujan turun dengan intensitas tinggi. Sementara ini, kata Aditya, baru 3 dari 15 rumah warga yang terdampak dikosongkan.
"Kalau hujan masih terus bergerak. Dan karena kondisi rumah sudah sangat mengkhawatirkan, ada yang harus dikosongkan. Tetapi beberapa masih ada yang tinggal di rumahnya," ujarnya.
Diwawancara terpisah, Kasi Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara Junedi menyebut tanah gerak di Desa Sembawa terjadi karena air jenuh di bawah tanah. Untuk itu, dia mengimbau warga di lokasi itu untuk segera mengungsi jika turun hujan.
"Tanah gerak di Desa Sembawa ini karena air jenuh di dalam tanah. Sehingga, saat hujan tanah menjadi labil dan bergerak," kata Kasi Pencegahan BPBD Banjarnegara, Junedi saat ditemui di Desa Sembawa, hari ini.
Menurutnya, kondisi ini diperparah dengan terjadinya erosi di sungai yang berada di selatan pemukiman warga. Sehingga tanah terus bergerak ke aras sungai.
"Apalagi di selatan pemukiman ini ada sungai dan jenisnya banyak tanah lempung. Beban bangunan rumah yang berat kemudian terjadi tanah ambles ke arah selatan," jelasnya.
"Kami imbau warga terdampak mengungsi dulu ke rumah saudara saat musim hujan. Kalau pas musim kemarau, tanah relatif tidak ada gerakan," terangnya.
Sementara untuk pemerintah desa Sembawa, Junedi meminta agar memperbaiki saluran air di permukiman. Selain itu dia memberi saran agar kolam ikan yang ada di sekitar permukiman warga dikeringkan
"Saluran air harus diperbaiki. Kolam juga harus dikeringkan. Di daerah seperti ini, kolam ikan memang tidak direkomendasikan. Karena penyerapan air ke dalam tanah tidak terkontrol," jelasnya.
(rih/sip)