Pengungsi Merapi di Magelang yang Putuskan Pulang Tambah Jadi 356 Jiwa

Pengungsi Merapi di Magelang yang Putuskan Pulang Tambah Jadi 356 Jiwa

Eko Susanto - detikNews
Senin, 14 Des 2020 19:24 WIB
Para pengungsi dari Dusun Babadan 1, Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, memilih pulang ke rumah, Senin (14/12/2020).
Para pengungsi dari Dusun Babadan 1, Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, memilih pulang ke rumah, Senin (14/12/2020). Foto: Eko Susanto/detikcom
Kabupaten Magelang -

Pengungsi Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang pulang ke rumah bertambah menjadi 356 orang. Saat ini yang masih berada di lokasi pengungsian ada 283 jiwa tersebar di tiga titik lokasi pengungsian.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto, mengatakan berdasarkan update pukul 18.00 WIB, saat ini total pengungsi Merapi ada 283 jiwa. Mereka ini mengungsi di tiga titik lokasi pengungsian.

"Sebelumnya ada 639 pengungsi, kemudian hari ini ada 356 pengungsi yang kembali berasal dari Dusun Babadan 1, Desa Paten, sebanyak 286 jiwa. Kemudian, dari Dusun Banaran dan Gondangrejo, Desa Keningar sebanyak 70 jiwa juga kembali ke rumah masing-masing," kata Edy kepada wartawan, Senin (14/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Edy menambahkan, prakiraan daerah bahaya oleh BPPTKG di Kabupaten Magelang meliputi Desa Paten yakni Dusun Babadan 1 dan Babadan 2. Kemudian, Desa Krinjing meliputi Dusun Trono, Pugeran dan Trayem. Berikutnya, Desa Ngargomulyo meliputi Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong dan Karanganyar.

Adapun pengungsi yang masih berada di lokasi pengungsian sebanyak 283 jiwa. Mereka ini merupakan pengungsi dari Dusun Babadan 2 sebanyak 133 jiwa yang berada di tempat evakuasi akhir (TEA) Desa Mertoyudan; Desa Krinjing meliputi Dusun Trono 24 jiwa, Pugeran 42 jiwa dan Trayem 53 jiwa yang mengungsi di TEA Deyangan, Kecamatan Mertoyudan. Selain itu, ada Desa Ngargomulyo terdiri Dusun Ngandong ada 31 jiwa yang mengungsi di TEA Tamanagung, Kecamatan Muntilan.

ADVERTISEMENT

"Saat ini yang berada di lokasi pengungsian ada 283 jiwa yang terbagi di 3 titik lokasi pengungsian meliputi Desa Mertoyudan, Deyangan, dan Tamanagung," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 286 pengungsi Gunung Merapi dari Dusun Babadan 1, Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, memutuskan pulang ke rumahnya masing-masing. Mereka pulang setelah sebulan lebih berada di lokasi pengungsian di tempat evakuasi akhir (TEA) Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan.

Koordinator Pengungsi Dusun Babadan 1, Wahyudi, mengatakan bahwa para pengungsi dari Dusun Babadan 1 ini berada di TEA Banyurojo sejak Jumat (6/11) lalu. Alasan memutuskan pulang ke rumah adalah untuk memulihkan perekonomian setelah sekian lama berada di pengungsian.

Selanjutnya, penjelasan koordinator pengungsi Dusun Babadan 1...

"Yang pertama, kita memulihkan perekonomian setelah sekian lama kita tinggalkan, 38 hari. Yang kedua, mengurusi, memperbaiki atau membersihkan rumah yang telah kita tinggalkan harus dibersihkan sudah sekian lama ini," kata Wahyudi kepada wartawan saat ditemui di TEA Banyurojo, Senin (14/12).

"Mereka yang pulang ini sebanyak 286 dari Dusun Babadan 1," sambung Wahyudi.

Menurutnya, warga memutuskan pulang karena ingin mengurusi ladang dan hewan ternak.

"Yang ketiga kita mengurusi ladang dan hewan ternak terkait masa depan kami di masa mendatang," tuturnya.

Menyinggung status Gunung Merapi yang saat ini Siaga, lanjutnya, warga sebenarnya merasa khawatir. Warga pun bersedia mengikuti anjuran dari pemerintah. Namun saat ini warga memilih pulang ke rumah karena beberapa alasan tersebut.

"Kalau sebenarnya masalah khawatir, ya khawatir. Kita ikuti menuruti anjuran pemerintah, tetapi kita pulang ini karena tadi dengan alasan tadi," ujarnya.

Wahyudi menambahkan Dusun Babadan 1 ini berjarak sekitar 5 kilometer dari puncak Merapi. Jika nantinya terjadi peningkatan atau erupsi Gunung Merapi, katanya, warga siap mengungsi kembali menuju TEA Banyurojo.

"Ini pulang ya kita kan kebiasaan di rumah itu, setiap hari kan orang Merapi pasti tahu kita orang Merapi, mesti tahu karakter Merapi itu mungkin semuanya hampir tahu, tetapi alat yang lebih tahu daripada kita," ujarnya.

"Ya nanti kalau Merapi erupsi, kita siap kembali ke TEA Banyurojo ini dengan segala aturan dari perintah dan anjuran dari TEA Banyurojo dan pemerintah," ujarnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads