Burkan menjelaskan kasus ini diketahui saat ada petani bernama Sarjono (55) warga Turi yang kala itu hendak memetik salak di kebunnya. Kemudian dia mencium bau busuk di kebun salaknya dan melihat ada tumpukan daun salak.
"Saat dilihat sudah ada satu mayat perempuan tanpa identitas menggunakan daster warna biru muda, jaket biru, masih ada cincin emas dan posisi membujur ke selatan," paparnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditemukan, jenazah perempuan itu sudah penuh dengan luka. "Ada luka di leher, di kepala, sudah ada keluar darah dari telinga,mulut, dan bagian kaki," ujarnya.
Burkan menjelaskan jika jajarannya telah melakukan penyelidikan. Hanya saja, mengalami banyak kendala yaitu minimnya petunjuk yang didapatkan. Termasuk tidak diketahuinya identitas korban.
"Cukup lama karena pelaku menghilang. Identitas korban juga baru kita temukan kemarin. Selama 7 tahun kita tidak tahu korbannya siapa. Karena saat itu sudah rusak sidik jarinya, tidak ada identitas yang menempel," jelasnya.
Namun, sejak 6 bulan terakhir, polisi kembali melakukan penyelidikan dan akhirnya menemukan kembali petunjuk yang mengarah ke pelaku. Saksi, menurut Burkan melihat kendaraan pelaku dan pelat nopolnya. Berbekal petunjuk itu, polisi akhirnya menangkap pelaku Rabu (2/12) pagi di Sidoarjo.
"Kita dapat petunjuk motor sport bukan buatan Jepang. Itu saja petunjuknya akhirnya kita telusuri ketemulah Bajaj Pulsar pelat AG. Saksi lihat pelat AG. Muncullah kandidat tersangka, atas nama Eko Budi Priyanto warga Kediri," ungkapnya.
Selama 7 tahun hilang, kata Burkan, keluarga korban tidak pernah melakukan pencarian. Bahkan keluarga tidak melaporkan ke polisi.
"Sampai korban dikubur, sampai kemarin tidak ada keluarga yang mencari. Tidak laporan juga. Baru kemarin temukan identitas korban, kemudian kita konfirmasi ke Dlingo (Bantul). Ternyata benar hilang sejak 7 tahun lalu," paparnya.
(rih/sip)