Meluapnya Sungai Serayu mengakibatkan banjir di sejumlah titik di Kabupaten Banyumas. Selain itu, Bendung Gerak Serayu (BGS) juga dinyatakan berstatus Awas.
"Debit di bendungan (BGS) saat ini 2.179 meter kubik per detik. Kalau hari normal hanya 300-500 meter kubik per detik. Untuk (bendung gerak) Serayu sendiri levelnya sudah Awas," kata Kepala UPT BGS, Sugeng, saat dihubungi wartawan, Kamis (3/12/2020).
Sugeng menyebut melonjaknya debit air disebabkan karena curah hujan yang tinggi. Namun dia menyebut debit air di bendungan tersebut kini sudah mulai menurun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sudah faktor alam curah hujan yang cukup besar, bukan campur tangan manusia. Kalau trennya puncaknya tadi jam 10 pagi. Sekarang sudah mulai menurun. Kalau kami pantau dari BGS dan pos duga air yang ada di Pos Banyumas," ujarnya.
Saat ditanya soal informasi tentang Waduk Mrican di Kabupaten Banjarnegara yang kini dibuka, Sugeng mengaku belum mengetahuinya. Namun menurutnya jika waduk tersebut dibuka, maka kondisi di Banyumas akan semakin berbahaya.
"Kalau terkait waduk Mrican dibuka, kami belum dapat terima informasi itu. Itu lebih bahaya lagi, dengan debit yang ada saat ini bisa bertambah lagi," jelasnya.
Dalam kesempatan ini, dia meminta warga di Kabupaten Cilacap untuk berhati-hati.
"Karena lepasan debit dari BGS sudah cukup besar, pintu radial 8 buah sudah kami los semua. Sudah tidak ada hambatan lagi di BGS, sudah jadi sungai normal, sudah tidak ada hamabatan dari pintu radial yang biasa kami tutup," tuturnya.
Simak video 'Melihat Embung Tadah Hujan, Solusi Kemarau Panjang Warga Gunung Kidul':