Kembali ke Yulianto, ia menyebut memang ada penambahan kasus Corona di Jateng akibat masifnya tes yang dilakukan. Yulianto mengatakan target tes udah melebihi target WHO.
"Jumlah testing PCR di Jawa Tengah pada minggu ke-48 adalah 70.053 tes. Padahal sesuai target WHO yang mensyaratkan 1/1000 penduduk per minggu, seharusnya hanya 34.000 warga yang dites dan target kita 34.944 warga," kata Yulianto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan makin banyak kasus yang diketahui dari tes masif itu menurutnya penanganan bisa lebih baik dan menurunkan angka kematian akibat COVID-19.
"Dengan begitu, angka kematian bisa terus ditekan. Dan itu terbukti dengan terus turunnya angka kematian di Jawa Tengah tiap minggunya," jelasnya.
Epidemiolog Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Budi Laksono membenarkan soal resiko dari meningkatnya tes juga berdampak pada diketahuinya jumlah yang terpapar. Dan tes masif itu tidak boleh dikendurkan meski nantinya terjadi ledakan kasus yang diketahui.
"Tidak boleh (dikendurkan jumlah tesnya). Kalau punya kapasitas lebih besar justru lebih bagus. Jadi yang OTG bisa dijangkau," kata Budi.
Dengan kondisi COVID-19 di Jateng yang masih meningkat, Budi juga memperingatkan soal Pilkada yang sekitar sepekan lagi digelar di 21 daerah di Jateng. Ia mewanti-wanti agar protokol kesehatan benar-benar dipatuhi.
"Tidak perlu (Pilkada diundur), kan kalau diundur tidak tahu kapan (pandemi berakhir). Protokol Pilkada yang sehat yang sudah disosialisasi ditaati dengan baik. Ya, jangan sampai kebobolan," tandasnya.
(alg/mbr)