Seorang pengusaha muda di Solo meluncurkan konten edukasi untuk membantu pembelajaran daring selama pandemi Corona. Konten tersebut berisi pengenalan dasar mengenai batik hingga cara sederhana membatik. Para siswa yang belajar daring, tinggal membuka konten tersebut.
Batik semakin diminati oleh berbagai kalangan. Namun sayangnya, batik masih banyak dikenal hanya sebagai produk tekstil. Padahal ada ruh yang membuat batik bernilai tinggi.
Dari kegelisahan itu, Ardianto Soewono, pemilik Batik Semar Solo, menggencarkan kembali sosialisasi terkait batik. Terutama kepada generasi muda agar semakin mencintai budayanya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nenek saya selalu menekankan dua hal kalau membuat batik. Yang pertama prosesnya, kedua adalah maknanya. Jadi setiap batik yang dihasilkan itu tidak boleh sekadar bagus, tapi ada makna," kata Ardianto saat ditemui di Batik Semar, Banjarsari, Solo, Jumat (23/10/2020).
Ardianto yang merupakan generasi ketiga dari pendiri Batik Semar, Somadi dan Niniek Elia Kasigit, memahami tidak akan mudah mengajak anak muda mengenali filosofi batik. Dia menggunakan media sosial yang lebih akrab dengan pemuda.
"Paling tidak, kita ingin sampaikan bahwa batik itu bercerita. Kita pakai media sosial, kita punya Instagram @ceritakainku. Isinya murni pengenalan batik. Kalau untuk jualan kita pakai akun lain @batik_semar," ujar dia.
Batik pada dasarnya memiliki motif klasik dengan makna dan fungsinya masing-masing. Di era modern, batik tetap menggunakan motif tradisi dengan kombinasi motif sesuai zamannya.
"Di batik kami, nanti akan kita tempel barcode di balik baju. Tinggal discan nanti akan muncul apa filosofinya, fungsinya apa. Jangan sampai nanti batik untuk acara kematian dipakai di pernikahan," ujar suami dari Rizky Boentoro itu
Tak melulu cerita tentang motif batik. Ardianto juga akan membuat konten komik. Isinya masih mengenalkan batik, namun dikemas lebih menarik.
"Ini baru kita mulai di Hari Batik kemarin. Kita akan unggah konten-konten ini secara terus menerus," katanya.
Selain melalui konten media sosial, pihaknya juga mengembangkan produk untuk melatih anak-anak membatik di rumah. Dia membuat paket yang berisi peralatan membatik sederhana, seperti canting, pewarna, sekaligus dengan petunjuknya.
Dengan meluncurkan konten edukasi tersebut, Ardianto berharap akan banyak membantu pembelajaran daring selama pandemi. Karena selama belajar daring itu, para siswa dipastikan akan banyak membutuhkan konten sosmed berisi berbagai pengetahuan, termasuk pengetahuan pengenalan dasar tentang batik.
"Kita buat dua jenis, untuk pemula dan level lanjutan. Untuk anak-anak di bawah kelas dua SD kita pakai yang aman. Canting kita ganti dengan kuas, malam kita ganti dengan lem, pewarnanya kita pakai yang aman. Kita juga bikin tutorial di YouTube," tutupnya.