Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo tidak terpengaruh dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta. Dia menyebut Solo menerapkan pembatasan atau isolasi berskala mikro kecil (micil).
Rudy menilai Kota Solo lebih cocok ketika pembatasan hanya sampai kawasan RT, bahkan isolasi lebih baik dilakukan di rumah warga yang terpapar COVID-19.
"Solo paling tepat ya isolasi micil. Kita lihat, kalau ada yang positif baru kita isolasi keluarganya atau RT-nya. Yang tidak terdampak tidak usah diisolasi," kata Rudy saat dijumpai di Balai Kota Solo, Selasa (15/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, jika PSBB dilakukan di Solo, maka perekonomian masyarakat akan mati. Sebab Kota Solo dan kabupaten di sekitarnya merupakan satu kesatuan.
"Kalau PSBB, perekonomian kita mati, karena Solo itu sentral dari enam kabupaten di sekitarnya. Tidak bisa kita PSBB sendiri," ujar dia.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Harian Satgas COVID-19 Solo, Ahyani, mengatakan juga melakukan pengendalian dalam rangka menurunkan angka kematian dan meningkatkan angka kesembuhan.
"Pengendalian angka kematian hubungannya dengan tindakan medis. Kita akan menggunakan alat pengganti ventilator yang dinilai lebih efektif," ujar Ahyani di Balai Kota, hari ini.
Sementara untuk meningkatkan angka kesembuhan, pihaknya memastikan ketersediaan vitamin dan obat-obatan. Menurutnya, angka kesembuhan di Solo mencapai 73 persen, di atas angka rata-rata nasional yang sekitar 71 persen.
"Kita pastikan obat-obatan cukup, vitamin juga cukup. Angka kesembuhan kita juga cukup tinggi," katanya.
Hingga hari ini, total ada 554 akumulasi kasus COVID-19. Rinciannya, 407 orang sembuh, 93 orang isolasi mandiri, 30 orang dirawat di RS, 24 orang meninggal dunia.