Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menyebut ada sembilan orang di Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta yang positif COVID-19. Di antara kasus positif Corona itu yakni Lurah Kotabaru dan seorang anggota Linmas.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menjelaskan kasus ini berawal dari salah seorang warga berusia 81 tahun yang meninggal pada 26 Agustus lalu. Ternyata, setelah berselang dua hari yang bersangkutan terkonfirmasi positif COVID-19.
"Jadi awalnya dari salah seorang warga di kawasan perumahan yang berumur 81 tahun, kemudian meninggal. Setelah di-tracing, dua cucu dan satu anaknya juga terkena (COVID-19)," kata Heroe di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Rabu (9/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian dari satu anaknya ini merupakan aktivis di kelurahan, sehingga punya kontak erat dengan teman-teman yang aktif di dalam upaya penanganan COVID-19," imbuh Heroe.
Heroe mengatakan aktivis itu kerap bersinggungan dengan banyak orang dan diduga menulari lurah dan perangkat di Kelurahan Kotabaru. Mengingat aktivis ini memiliki mobilitas yang tinggi.
"Termasuk dengan pak lurah dan satu linmas yang terkonfirmasi positif. Jadi lurah Kotabaru itu memang terkena, dan hari ini ada tambahan 3 kasus positif, yaitu para aktivis seperti ketua RW, linmas, terus satu berada di luar wilayah Kotabaru tapi kontak erat dengan salah satu anak dari yang kena," terang Heroe.
Oleh karena itu, aktivitas di kantor Kelurahan Kotabaru pun ditutup sementara. Orang-orang yang bekerja di Kantor Kelurahan juga telah menjalani swab test.
"Dari kemarin (Selasa) sebenarnya kita sudah menutup layanan di kantor kelurahan Kotabaru, karena semua ada kontak erat dengan pak lurah, dan hari ini kita lakukan swab teman-teman di kelurahan dan teman-teman di linmas, totalnya ada 17 orang," ujarnya.
Meski banyak temuan kasus baru Corona, Heroe belum bisa menyimpulkan asal sebaran COVID-19 di kawasan Kotabaru. Sebab, meski kemunculannya diawali dari kasus pasien meninggal 81 tahun, belum bisa dipastikan yang bersangkutan sebagai penular virus.
"Yang berpotensi itu kan dari anaknya yang aktivis. Kita belum tahu apakah dia yang menulari keluarganya, atau malah dia yang tertular dari keluarganya. Tapi, kita dapat informasi, kalau keluarga ini sempat menerima tamu ya, anaknya, dari Jakarta," ucapnya.
Dia menambahkan meski sebaran kasus di Kotabaru ini tergolong masif, pihaknya belum menetapkan sebagai klaster baru Corona. Menurutnya, penetapan klaster ini masih menunggu hasil tracing dan swab test lanjutan.
"Sekarang belum, karena semua masih berasal dari aktivis itu. Jadi, baru bisa disebut klaster kalau nanti ada pegawai kelurahan, atau orang di lingkungan RW yang kena," ujar Heroe.