Heroe menjelaskan jika PKL itu masih sempat berjualan sebelum akhirnya dinyatakan positif Corona.
"Sejak 20-26 Agustus, masih jualan aktif di Malioboro dari pagi sampai malam. Tanggal 27 Agustus sudah tidak jualan, karena badan terasa demam saat sore hari, lemas dan batuk dan tinggal di rumah saja," urainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia melanjutkan, pada 1 September, PKL tersebut dibawa ke Puskesmas dan rumah sakit sehari setelahnya. Di sana, dia menjalani rapid test yang hasilnya reaktif sehingga dilanjutkan dengan tes swab.
"Tanggal 4 September hasil swab keluar konfirmasi positif, meninggal sore harinya, dan dimakamkan malam hari itu juga di Kulon Progo," terangnya.
Pihaknya masih menelusuri sumber penularan terhadap PKL itu. Pemkot Yogyakarta juga berupaya melakukan penelusuran terhadap kontak erat PKL itu.
(rih/ams)