Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa mengenakan kostum baju lurik dengan blangkon bermotif batik Sidomukti saat mendaftar Pilkada Solo hari ini. Apa sih makna di balik dua motif tersebut?
Ketua Program Studi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Theresia Widyastuti, mengatakan tak ada makna khusus dalam pakaian lurik. Namun dalam kehidupan masyarakat Jawa, lurik merupakan pakaian rakyat.
"Sebenarnya tidak ada makna khusus pada lurik. Secara fungsi, lurik adalah pakaian rakyat. Tidak menunjukkan strata sosial," kata Widyastuti saat dihubungi detikcom, Jumat (4/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dalam perkembangannya, ada masyarakat Jawa yang memberikan makna-makna tertentu pada lurik. Antara lain motif lurik yang berbentuk lurus menunjukkan jalan yang lurus.
"Orang Jawa kan biasa memberi makna. Bisa itu sebagai jalan lurus. Atau karena teknik pembuatannya terdiri garis horizontal dan vertikal maka dikaitkan dengan hubungan antarmanusia dan kepada Tuhan," kata dia.
Sementara terkait motif batik Sidomukti pada blangkon, menurutnya memiliki makna agar menjadi sejahtera dan mulia. Motif batik Sidomukti sering dipakai untuk rangkaian acara pernikahan dan peringatan tujuh bulan kehamilan atau mitoni.
"Sidomukti, Sidomulyo, itu maksudnya doa, biar mukti, sejahtera, mulia. Biasanya dipakai dalam acara pernikahan, mitoni, itu ada," ujar dia.
Mengenai paduan lurik dengan Sidomukti, Widyastuti menilainya tidak nyambung. Sebab keduanya adalah jenis kain yang berbeda.
"Kalau menurut saya tidak nyambung. Karena lurik kan tenun, kalau sidomukti itu kain batik, cara pembuatannya berbeda," tutupnya.