Acara doa menjelang pernikahan anak Habib Umar Assegaf yang digelar di rumah Almarhum Assegaf bin Jufri di Solo diserang massa pada Sabtu (8/8) waktu magrib. Panitia penyelenggaraan acara sekaligus perwakilan keluarga, Memed, mengungkap mencekamnya suasana saat penyerangan itu terjadi.
Usai melaporkan penyerangan ini ke Polresta Solo, Memed menceritakan peristiwa itu bermula saat keluarga menggelar doa bersama di rumah yang terletak di Mertodranan, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Sabtu (8/8) pukul 17.45 WIB.
Doa bersama tersebut merupakan salah satu rangkaian acara menjelang pernikahan salah seorang keluarga yang akan digelar keesokan harinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluarga yang sedang berada di dalam rumah tiba-tiba dikagetkan dengan teriakan dari luar.
"Pak Kapolsek mendatangi kami, mengonfirmasi kegiatan kami, saya jelaskan ada pernikahan," ujar Memed di Polresta Solo, Senin (10/8).
Memed melanjutkan, polisi kemudian bernegosiasi dengan pihak keluarga dan massa yang berada di luar. Kapolresta Solo Kombes Andy Rifai juga ikut bernegosiasi saat itu.
Namun, massa meminta kegiatan keluarga tersebut bubar. Sedangkan pihak penyelenggara acara menyampaikan akan meninggalkan lokasi jika massa di luar membubarkan diri.
Memed mengungkap, pihaknya juga memiliki pengalaman yang serupa pada 2018 silam. Saat itu, kata Memed, acara mereka dibubarkan oleh kelompok yang sama.
"(Saat 2018)Ada beberapa keluarga kami yang mendapatkan intimidasi verbal maupun fisik setelah sekitar 300 meter keluar dari rumah," ujar dia.
"Sebenarnya dulu kita sudah pernah buat perjanjian dengan pimpinan mereka agar tidak melakukan tindakan seperti itu. Setelah itu tidak pernah ada aksi lagi, tetapi kemarin kelompok dengan teriakan dan komando yang sama melakukan pengeroyokan," urai Memed.
Setelah negosiasi, lanjut Memed, polisi kemudian meminta massa mundur dan memberi jalan kepada peserta acara untuk keluar dari rumah.
Namun tiba-tiba, kata Memed, massa merangsek dan melakukan penyerangan keluarga serta merusak sejumlah kendaraan.
Terdapat tiga orang terluka akibat penyerangan di Solo ini yakni ayah dari mempelai perempuan, Habib Umar Assegaf (54) dan anaknya, HU (15), serta Husin Abdullah (57). Memed bercerita ketiga korban itu ditendang, dipukul dan dilempari batu.
Menurutnya, penyerangan tersebut berlangsung selama sekitar 10 menit. Hingga akhirnya tambahan pasukan tiba di lokasi dan massa segera membubarkan diri.
"Pak Umar yang bersama anaknya, Hadi, naik motor juga langsung dikeroyok sampai jatuh," katanya," tuturnya.
"Yang paling parah Pak Umar karena melindungi anaknya, sampai kepalanya berdarah. Kakinya juga terjepit sepeda motor," ujar Memed.
Hingga kemarin, korban Umar Assegaf masih dirawat di rumah sakit.
"Sudah diobservasi, organ dalam semua baik, terutama kepala. Pak Umar yang sebelumnya merasa kakinya patah Alhamdulillah tidak, namun memar dalam," kata Memed.
Memed mengatakan meski ada penyerangan usai acara midodareni, upacara pernikahan tetap berlangsung dengan penjagaan polisi. Pernikahan dilakukan di gedung Ahbabul Musthofa milik ulama Habib Syech Abdul Qodir Assegaf, Pasar Kliwon, Solo, Minggu (9/8).
Namun karena ayah mempelai perempuan, Umar Assegaf, menjadi salah satu korban penyerangan maka wali nikah diganti dengan kakak pertama mempelai perempuan.
"Acara berlangsung lancar," terangnya.