Keluarga Ungkap Detik-detik Penyerangan Acara Doa Pernikahan di Solo

Keluarga Ungkap Detik-detik Penyerangan Acara Doa Pernikahan di Solo

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Senin, 10 Agu 2020 17:12 WIB
Perwakilan keluarga Segaf Al-Jufri, Memed di Polresta Solo, Senin (10/8/2020).
Foto: Perwakilan keluarga Segaf Al-Jufri, Memed di Polresta Solo, Senin (10/8/2020). (Bayu Ardi Isnanto/detikcom)
Solo -

Pihak penyelenggara doa bersama rangkaian acara pernikahan di Solo buka suara terkait aksi penyerangan terhadap keluarga mereka. Mereka mengungkapkan detik-detik saat kejadian berlangsung.

Perwakilan keluarga, Memed, mengatakan peristiwa penyerangan terjadi di Mertodranan, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Sabtu (8/8). Kejadian bermula sekitar pukul 17.45 WIB.

Saat itu, keluarga tersebut tengah melakukan prosesi doa bersama di kediaman almarhum Assegaf bin Jufri. Keesokan harinya, salah satu anggota keluarga mereka akan menikah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tiba-tiba terdengar suara teriakan massa dari luar. Pak Kapolsek mendatangi kami, mengonfirmasi kegiatan kami, saya jelaskan ada pernikahan," kata Memed saat melaporkan kejadian itu ke Polresta Solo, Senin (10/8/2020).

Polisi kemudian bernegosiasi dengan kedua belah pihak. Bahkan Kapolresta Solo Kombes Andy Rifai turun tangan melakukan negosiasi.

ADVERTISEMENT

Massa aksi meminta kegiatan di dalam bubar. Namun pihak penyelenggara hanya mau meninggalkan lokasi jika massa di luar membubarkan diri terlebih dahulu.

"Karena berdasarkan pengalaman 2018, acara kami pernah dibubarkan oleh kelompok itu. Ada beberapa keluarga kami yang mendapatkan intimidasi verbal maupun fisik setelah sekitar 300 meter keluar dari rumah," ujar dia.

Kemudian polisi meminta massa mundur dan memberi jalan kepada peserta acara. Saat itulah massa merangsek pengamanan dan menyerang keluarga hingga merusak kendaraan.

Memed mengungkap tiga orang menjadi korban terluka akibat dikeroyok yakni Umar Assegaf (54) dan anaknya, HU (15), serta Husin Abdullah (57). Mereka ditendang, dipukul dan dilempari batu.

"Tiba-tiba mobil ditendang, dipukul sampai pecah kacanya. Pak Umar yang bersama anaknya, Hadi, naik motor juga langsung dikeroyok sampai jatuh," katanya.

"Yang paling parah Pak Umar karena melindungi anaknya, sampai kepalanya berdarah. Kakinya juga terjepit sepeda motor," ujarnya.

Tonton video 'Dua Penyerang Acara Doa Jelang Pernikahan di Solo Ditangkap':

[Gambas:Video 20detik]



Menurutnya, kejadian penyerangan berlangsung sekitar 10 menit. Kemudian pasukan tambahan tiba di lokasi dan massa segera membubarkan diri.

Informasi yang dihimpun, massa awalnya menduga keluarga tersebut menggelar kegiatan keagamaan yang tidak sealiran dengan massa. Namun ternyata keluarga itu menggelar acara terkait pernikahan.

"Sebenarnya dulu kita sudah pernah buat perjanjian dengan pimpinan mereka agar tidak melakukan tindakan seperti itu. Setelah itu tidak pernah ada aksi lagi, tetapi kemarin kelompok dengan teriakan dan komando yang sama melakukan pengeroyokan," ujar dia.

Kini mereka melaporkan kejadian itu kepada kepolisian. Mereka berharap kejadian serupa tidak terjadi di bumi Indonesia.

"Karena masalah ini bukan masalah keluarga kami saja, tetapi kepentingan masyarakat luas. Mungkin saat ini baru keluarga kami. Kalau dibiarkan bisa saja terjadi di tempat lain," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, polisi telah menangkap dua pelaku penyerangan, yakni BD dan HD. Jumlah pelaku disebut masih akan terus bertambah. Polisi meminta pelaku segera menyerahkan diri atau akan dilakukan tindakan tegas.

Halaman 2 dari 2
(sip/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads