Masih ingat lahan sayur di Klaten yang dicangkul membentuk lukisan motif batik? Lahan di Dusun Ngentak, Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo itu mulai diwarnai, bukan dengan cat melainkan dengan berbagai jenis sayuran dan palawija. Seperti apa?
"Tanaman ada kacang, ketela rambat, bayam merah, kol, seledri, dan banyak lainnya. Kita cari gradasi warna yang beda," ungkap seniman penggagas lahan batik, Agung Bakar di lokasi kepada detikcom di sela acara Nandur Katresenan bersama Muspika dan petani, Kamis (6/8/2020).
Pantauan detikcom penanaman serentak itu melibatkan anggota Koramil, Polsek, Camat, Kades dan tokoh masyarakat. Diawali dengan memukul kentongan bersama, tanam pun dilakukan. Dilihat dari atas, lahan tersebut tampak memiliki pola batik yang cantik berwarna-warni. Mirip dengan fenomena ladang crop circle.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agung menjelaskan dengan pemilihan jenis sayur berbeda dan banyak warga akan memunculkan dua manfaat. Baik sebagai seni maupun bahan makanan.
"Jadi ada keindahan selain pewarna sawah ini dan manfaat sayur itu sendiri. Sayuran umur pendek agar bisa segera dipanen," lanjut Agung.
Menurut Agung, untuk sementara ditanam dengan tanaman yang umur pendek. Namun bisa jadi dengan tanaman umur panjang.
"Bisa jaga dengan tanaman umur panjang. Misalnya padi kan ada berbagai jenis dan umurnya beda-beda," sambung Agung.
Lahan itu, tambah Agung, sementara ini merupakan lahan sewa. Namun tujuan utamanya adalah mendidik masyarakat terutama anak muda untuk tidak segan jadi petani.
![]() |
"Ini untuk memberikan pemahaman bertani itu asyik dan mencintai pertanian. Ini sebenarnya saya mau kumpulkan anak-anak tapi karena masa pandemi ya tidak perlu," sambung Agung.