Kasus virus Corona atau COVID-19 di Wonogiri makin melonjak. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri pun masih menutup sekolah, ponpes, hingga tempat wisata untuk antisipasi.
Mengacu pada data Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Wonogiri jumlah kumulatif positif COVID-19 hari ini mencapai 121, atau bertambah 15 kasus di hari ini. Sedangkan pada Rabu (29/7), jumlah kumulatif COVID-19 di Wonogiri sebanyak 105 kasus.
"Memang kita ketahui bahwa kasus positif COVID-19 ini mengalami peningkatan. Kebijakan yang kami ambil tetap belum akan membuka sekolah tempat wisata maupun pusat keramaian," kata Bupati Wonogiri Joko Sutopo kepada wartawan di Wonogiri, Kamis (30/7/2020).
Jekek, sapaan karibnya, mengatakan kalangan siswa masih menerapkan sistem pembelajaran daring atau online. Dia menyebut semua tempat wisata di daerah pertemuan perbatasan Jatim-Jateng-DIY-Samudra Indonesia juga masih ditutup.
"Semua tempat wisata baik yang dikelola Pemkab, maupun BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) belum dibuka. Demikian pula untuk pusat keramaian seperti alun-alun dan sebagainya, masih ditutup," terangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jekek menyebut pihaknya juga terus menyosialisasikan soal bahaya COVID-19 dan pencegahannya. Hal ini dilakukan lewat mobil keliling maupun pengumuman di tempat ibadah.
Selain itu, menyangkut kasus Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Yuli Bangun Nursanti maupun puluhan tenaga kesehatan (nakes) di RSUD Dokter Soediran Mangun Sumarso Wonogiri yang terpapar COVID-19, juga menjadi atensi serius. Dia pun meminta warga yang merasa sempat melakukan kontak untuk melapor agar segera dites.
"Saat masih banyak spesimen tes swab para nakes yang belum keluar. Sebagai bentuk antisipasi, Pemkab Wonogiri menyiapkan tempat isolasi khusus untuk para nakes di beberapa tempat. Seperti di Gedung PGRI atau di bangsal RSUD," ujarnya.
Terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri Cahyo Sukmana menuturkan pihaknya telah menggelar rapat online dengan para pengasuh Ponpes, Bagian Kesra Pemkab, MUI dan organisasi keagamaan di Wonogiri pekan lalu. Hal itu menindaklanjuti munculnya klaster dari salah satu Ponpes di Sempon Kecamatan Jatisrono.
"Keputusannya untuk sementara ponpes ditutup dulu. Para santri yang sudah terlanjur masuk ponpes diperbolehkan tetap belajar, namun protokol kesehatan harus dilakukan dengan ketat," ujar Cahyo saat dihubungi via telepon.
"Untuk santri yang belum sempat masuk, diimbau tidak masuk terlebih dahulu ke dalam lingkungan Ponpes," sambung dia.
Untuk diketahui data Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Wonogiri pada Kamis (30/7), jumlah kumulatif positif COVID-19 hari ini mencapai 121, atau bertambah 15 kasus. Perinciannya 31 kasus COVID-19 sembuh, isolasi mandiri 77 orang, sembilan orang dirawat di rumah sakit, dan empat orang meninggal.
Sedangkan pada Rabu (29/7), jumlah kumulatif kasus positif COVID-19 ada 106. Dengan rincian tujuh pasien dirawat di rumah sakit, 65 menjalani isolasi mandiri, 30 pasien sembuh dan empat orang meninggal. Penambahan kasus positif berasal dari klaster ponpes dan tenaga kesehatan RSUD Dokter Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.