Ini Upaya Ganjar Tekan Kasus COVID-19 di Jateng yang Naik Terus

Ini Upaya Ganjar Tekan Kasus COVID-19 di Jateng yang Naik Terus

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Kamis, 30 Jul 2020 18:52 WIB
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom)
Semarang -

Kasus virus Corona atau COVID-19 di Jawa Tengah (Jateng) terus meningkat. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut pihaknya telah berupaya menekan kasus COVID-19 di Jateng.

Ganjar juga membenarkan terjadi tambahan 313 kasus COVID-19 pada Rabu (29/7) kemarin. Terlebih belakangan ini pihaknya juga telah melakukan rapid test maupun swab test massal.

"Iya, dengan masifitas tes kita akan tahu, karena di dalam masifitas tes itu ada tracing, dalam tracing itu ada peta penularan. Maka dari peta penularan kita tahu klaster, di situlah kemudian sumber itu yang kita bereskan. Umpama, setelah dilakukan tracing ternyata ketemu penelusuran muber-minger di sekitar industri, itu waktu industri dulu," jelas Ganjar di kantornya, Semarang, Kamis (30/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apa yang dilakukan? Buat gugus tugas industri, bagus itu Pak Wali Kota Semarang langsung membuat ide itu, kita dampingi dengan Disnaker terus kita kerjakan yang di sana," sambungnya.

Ganjar juga mencontohkan klaster rumah sakit seperti di RSUP dr Kariadi Semarang dan RSUD dr Moewardi Solo. Pihaknya mengaku telah menelusuri penyebabnya agar bisa dilakukan langkah antisipasi.

ADVERTISEMENT

"Kita bicara apa yang tidak beres di rumah sakit? Rumah sakit kemudian lakukan pengetatan di sana untuk kemudian kita mencari, solusi di sana. Apakah jumlah APD? Apakah kemudian kita bicara protokolnya atau perubahan manajemennya? Kalau kita lagi tinggi-tingginya seperti itu apa yang bisa dikerjakan?" jelasnya.

Ganjar mengaku sempat rapat dengan pihak rumah sakit. Salah satu yang dikeluhkan yakni perlunya penambahan ruang ICU, namun karena butuh biaya besar maka rumah sakit diminta memanfaatkan ruangan yang ada.

"Ternyata waktu kita rapat di sini masukannya bagus banget. 'Pak tambahi dong dengan ICU,' ya wis tambahi ICU, tapi bangun ICU bisa seperti Tiongkok nggak? Seminggu beres. 'Oh tidak bisa, pak'. Caranya kemudian dia bicara bahwa mereka butuh satu rumah sakit satu atau dua ICU baru saja, kalau itu mungkin nggak? Maka saya kasih judul arisan ICU," katanya.

Ganjar lalu menguraikan masalah penularan COVID-19 di perkantoran. Menurutnya hal itu bisa dicegah dengan pembagian shift kerja atau bekerja dari rumah alias work from home (WFH).

"Mana lagi? Kantor mulai kan? Beberapa kantor kena. Kantor sudah dari awal WFH kalau bisa kurangi lagi, apalagi kita kan tahu siapa yang gampang kena? Maaf, yang komorbid, maka yang komorbid kejar, siapa pegawai Pemprov yang hari ini punya sakit gula, punya darah tinggi, sakit ginjal? Sudah, kerja di rumah saja. Pencegahan-pencegahan ini kita lakukan, nah, selebihnya menata yang tadi di kantor," beber Ganjar.

Beberapa usulan juga diterima Ganjar terkait program Jogo Tonggo. Ada yang mengusulkan agar program itu diperluas seperti contoh ada Jogo Kerjo untuk perkantoran dan Jogo Santri di pesantren.

"Usul dokter Jogo Tonggo dilebarkan, ada Jogo Kerjo, apa itu? Menjaga tempat kerja. Kemudian Pak Wagub dialog dengan pengelola pondok, 'Pak Gub usul Jogo Santri,' sehingga kita kecilkan pada tingkat komunitas agar melakukan perbaikan di tingkat itu," terang Ganjar.

Dia juga meminta kegiatan yang mengundang banyak orang juga tidak usah digelar terlebih dulu. Kemudian Ganjar juga minta kepala daerah setempat untuk menegur warganya yang bakal menggelar kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan.

"Hari ini mau ada acara rame-rame di Kota Tegal, tidak usah lah, tidak usah apel, show-show-nya, semua tahan dulu aja. Kemarin ada Brebes mau acara dengan masyarakat dengan Bupati, jangan dulu. Kemudian Cilacap ada bupati joget juga sama, ternyata katanya simulasi, ya sudah tidak apa, tapi jangan diulangi lagi," beber Ganjar.

"Kemarin ada bupati mau nikahkan anak mau undang 5.000 tamu, tidak usah entar aja, kalau mau rame-rame dua tahun lagi kan nggak apa-apa," ujarnya.

Untuk diketahui, dari data yang diunggah Pemprov Jateng di website corona.jatengprov.go.id, Kamis (30/7) per pukul 12.00 WIB, kasus Corona di Jateng hari ini sebanyak 9.469 kasus. Dari 9.469 kasus positif COVID-19 itu, sebanyak 3.064 pasien dirawat, 5.565 pasien sembuh, dan 840 pasien meninggal dunia.

Jika dibandingkan pada Rabu (29/7) kemarin, terdapat peningkatan 263 kasus positif COVID-19 di Jateng. Dengan rincian, jumlah pasien COVID-19 yang dirawat bertambah 78 orang, pasien sembuh bertambah 145 kasus, dan ada penambahan 40 kasus pasien COVID-19 meninggal dunia.

Di website itu Pemprov Jateng masih menggunakan istilah pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP). Jumlah kasus COVID-19 di Jateng saat ini mencapai 11.522 PDP. Dengan rincian 1.115 PDP dirawat, 8.817 PDP sembuh, dan 1.590 PDP meninggal.

Halaman 2 dari 2
(ams/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads