Dalam kesempatan itu, Nundang juga menceritakan, ayahnya saat ini tengah menulis roman mengenai peristiwa tahun 1950-an. Selain itu, juga membuat sajak Rasulullah.
"Bahwa daya ingat ayah itu adalah sebuah aset negara. Sayang, sepantaran ayah sudah tidak ada. Dan ayah ini, daya ingatnya gila. Saya mengaku kalah beliau lebih hebat. Karena itu, beliau terakhir membuat roman tahun 50-an, bayangkan. Semua peristiwa tahun 50-an ditulis sama dia sampai 8-9 lembar. Terus insyaallah, mudah-mudahan segera dikasih berkah sama Allah, setelah ini operasi dia sadar, meneruskan romannya. Ada satu roman dan sajak Rasulullah," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, saudara Ajip Rosidi, Adi Prianda mengaku bangga dengan sikap idealisme yang dimiliki Ajip Rosidi.
"Kebanggaan kepada kakak saya idealis. Itu kebanggaan," tuturnya.
(rih/rih)