Kata PP Muhammadiyah Soal Mahasiswi UMM Kuliah Daring di Pinggir Jalan

Kata PP Muhammadiyah Soal Mahasiswi UMM Kuliah Daring di Pinggir Jalan

Pradito Rida Pertana - detikNews
Rabu, 22 Jul 2020 15:39 WIB
Mahasiswi di Magelang ini tiap hari duduk di pinggir jalan sambil membawa laptop. Mereka duduk di pinggir untuk mengerjakan tugas karena mencari sinyal internet yang kuat.
Teara (tengah), mahasiswi UMM duduk di pinggir jalan mencari sinyal internet untuk mengikuti kuliah online, Selasa (21/7/2020). (Foto: Eko Susanto/detikcom)
Yogyakarta -

Seorang mahasiswi Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM), Teara Noviyani Sekar Melati (19) mengikuti perkuliahan secara daring di pinggir jalan karena keterbatasan sinyal internet di rumahnya. Bagaimama tanggapan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah soal kondisi mahasiswi UMM di tengah pandemi virus Corona atau COVID-19 itu?

"Itu memang menggambarkan keterbatasan infrastruktur internet di Indonesia. Sehingga kalau Mendikbud ingin seperti itu (pembelajaran daring) ya harus konsekuen dong, dibantu atau kerja sama dengan provider untuk memperluas akses (internet)," kata Sekretaris Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Dikti Litbang) PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti saat dihubungi detikcom, Rabu (22/7/2020).

Kendati demikian, pihaknya bukan berarti berharap kepada Kemendikbud untuk membantu memperkuat sinyal internet di lokasi mahasiswi yang belajar secara daring di pinggir jalan itu. Sayuti menyebut bahwa pihak UMM akan melaksanakan pengabdian masyarakat melalui program smart village di Dusun Nalan II, Desa Kenalan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dusun Nalan II merupakan tempat tinggal Teara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namun kami tidak bergantung dengan Mendikbud, tadi dari rektor (UMM) bilang akan ada pengabdian dari kampus lewat program smart village ke lokasi," ujarnya.

"Kegiatan pengabdian itu untuk memperkuat sinyal di lokasi, nanti dari fakultas teknik yang datang ke lokasi. Untuk kapannya kemungkinan pekan ini," kata Sayuti.

ADVERTISEMENT

Dengan pengabdian tersebut, Sayuti menyebut juga akan memberi dampak positif bagi pelajar SMP atau SMA di Dusun Nalan II. Pengabdian itu sesuai dengan visi misi Muhammadiyah di dunia pendidikan.

"Itulah Muhammadiyah, tidak berharap bantuan orang lain, kalau bisa ditangani sendiri ya kita tangani. Itu sesuai dengan Tanwir kemarin yaitu berkontribusi untuk negeri," katanya.

Menyoal adanya temuan mahasiswa di universitas di bawah naungan Muhammadiyah yang kesulitan dalam mengikuti perkuliahan secara daring, Sayuti menyebut ada. Hal tersebut terjadi di kampus Universitas Muhammadiyah Sorong, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat.

"Kabupaten Sorong, Papua Barat itu menarik, kuliah tidak pakai internet tapi radio. Karena UM (Universitas Muhammadiyah) Sorong ada radio komunitas dengan jangkauan 10 km, ian lumayan," ucapnya.

"Karena kalau pakai internet kasihan dan kita ingin mempermudah mereka, jadi lewat radio. Terus untuk tugasnya nanti lewat email," lanjut Sayuti.

Diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswi UMM bernama Teara Noviyani Sekar Melati (19), warga Dusun Nalan II, Desa Kenalan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah sengaja memilih duduk di pinggir jalan untuk mengikuti perkuliahan secara daring.

"Sejak Corona di sini, dari bulan Maret 2020," kata Teara saat ditemui di lokasi tempatnya mengerjakan tugas di pinggir jalan di Desa Bigaran, Borobudur, Magelang, Selasa (21/7).

Teara menjelaskan, di rumahnya sinyal internet jelek, kemudian di lokasi tersebut sinyal relatif kuat untuk mengakses kuliah daring. Untuk lokasi yang ia pilih ini berada di pinggir jalan dari arah Pasar Jagalan, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menuju ke arah Gunung Gondopuro Wangi, Kecamatan Borobudur.

Teara menyebutkan, selama berada di lokasi tersebut tidak ada yang mengganggunya. Hanya saja saat mengerjakan tugas, terkadang ada orang yang menyapa pas mengerjakan soal sehingga mengganggu konsentrasinya.

"Nggak ada. Kalau misalnya lagi ujian, ada yang lewat pada kenal menyapa. Kalau tidak balik menyapa, tidak enak. Padahal lagi ujian, jadi mengganggu konsentrasi," ujarnya.

Sekalipun pernah disarankan saudaranya agar mencari lokasi lain, tapi Teara tetap di lokasi tersebut. Bahkan, terkadang malam hari ia harus ke lokasi ini untuk mengirim tugas. Untuk jarak dari rumahnya menuju lokasi sekitar 1 km.

"Malam cuma mengirim tugas. Di sini. Suasana gelap. Pas malam naik motor, di atas motor. Lampu dihidupkan dan ditemani adik. Kalau tidak adik dan simbah. Tiap mengirim tugas memang harus ke sini," katanya.

Teara (tengah), mahasiswi yang mengerjakan tugas daring di pinggir jalan di Magelang, Selasa (21/7/2020).Teara (tengah), mahasiswi yang mengerjakan tugas daring di pinggir jalan di Magelang, Selasa (21/7/2020). Foto: Eko Susanto/detikcom

Sementara itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang Suliswiyadi mengaku bangga dengan semangat belajar mahasiswinya itu.

"Jadi terkait dengan kondisi mahasiswa belajar di pinggir jalan yang menjadi viral. Sesungguhnya universitas merasa senang karena mahasiswa kita dengan keterbatasan infrastruktur wilayah itu masih semangat untuk belajar dan mencari ruang untuk ada sinyal yang terkoneksi," kata Suliswiyadi kepada wartawan di Magelang, Selasa (21/7).

Suliswiyadi menyebut fakta mahasiswinya belajar di pinggir jalan menjadi salah satu kegelisahan di dunia pendidikan. Sebab tuntutan kuliah daring tidak dibarengi dengan pembangunan jaringan infrastruktur yang merata.

"Memang ini sangat mengundang keingintahuan dan mengundang kegelisahan kita di dunia akademik karena support infrastruktur di berbagai wilayah ternyata juga tidak support," ujarnya.

"Ini memang pemerintah wilayah setempat baik kecamatan maupun desa ini harus kita ajak untuk berkoordinasi untuk mencari solusi," sambungnya.

Suliswiyadi berharap perguruan tinggi bisa menjadi salah satu support bagi pembangunan smart village. Sehingga program belajar daring bisa diakses oleh semua kalangan tanpa terbatas oleh susah sinyal.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads