Kabupaten Wonogiri mencatat penambahan kasus terkonfirmasi positif virus Corona atau COVID-19 tertinggi hari ini. Penambahan 26 kasus virus Corona ini dilaporkan dari klaster keagamaan di Kecamatan Jatisrono.
"Ini penambahan tertinggi selama pandemi. Dari klaster keagamaan di Sempon Kecamatan Jatisrono ada penambahan sebanyak 26 kasus," ungkap Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wonogiri, Joko Sutopo kepada wartawan, Jumat (17/7/2020).
Jekek, sapaan karibnya, mengatakan dari 26 kasus itu, 18 orang di antaranya merupakan warga Wonogiri. Sementara lainnya merupakan warga Sragen, Kalimantan, dan lainnya. Mereka yang bukan warga Wonogiri pun dicatat di gugus tugas sesuai Nomor Induk Kependudukan (NIK) masing-masing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan adanya penambahan itu, total kasus positif virus Corona di Wonogiri saat ini mencapai angka 51. Rinciannya 11 orang dirawat di rumah sakit, 22 orang menjalani karantina khusus, 14 sembuh dan empat meninggal.
"Penambahan 26 kasus itu merupakan hasil tracing kami terhadap pasien positif COVID-19 yakni Mr Z (50), seorang ustaz sekaligus pengasuh ponpes di Jatisrono Wonogiri. Sebenarnya ada 46 orang yang berhasil kami tracing, 20 di antaranya dinyatakan negatif," beber Jekek.
Jekek menyebut saat ini ke-26 orang tersebut sudah menjalani karantina. Mereka dikarantina di Ponpes maupun di rumah masing-masing. Jekek mengungkap ke-26 orang ini tidak menunjukkan gejala dan mayoritas dari kalangan muda yakni santri, pengurus ponpes, dan ada juga keluarganya.
Dengan penambahan kasus di klaster keagamaan itu, saat ini di ponpes di Kecamatan Jatisrono tersebut sudah ada 35 kontak yang terkonfirmasi positif positif Corona. Jekek menyebut Z terpapar virus Corona usai perjalanan dari Demak dan terkonfirmasi positif virus Corona pada Minggu (5/7).
Tonton video 'APD Buatan Dosen UNS, Alat Filter Virus di Bagian Kepala':
Z saat ini dirawat di RSUD dokter Soediran Mangung Sumarso, Wonogiri. Kemudian dari tracing ada enam kontak erat Z dan dua asistennya yang juga terpapar virus Corona. Dari situ kemudian berkembang menjadi 26 kasus baru COVID-19.
Jekek menyebut pihaknya telah melakukan karantina di Ponpes di Kecamatan Jatisrono itu. Karantina ini melibatkan unsur Kemenag setempat dan aktivitas ke area Ponpes dibatasi.
"Kami segera meminta rekomendasi dari tokoh lintas agama untuk panduan bagi kami sebagai pijakan menentukan kebijakan," terangnya.
Terpisah, Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri menindaklanjuti munculnya klaster COVID-19 di salah satu pondok pesantren (ponpes) di Jatisrono, Wonogiri. Kemenag menerbitkan surat edaran agar semua ponpes melaksanakan pembelajaran sistem online atau daring.
"Kami tidak melarang ponpes mengadakan pembelajaran atau memberhentikan proses pembelajaran. Tetapi setiap ponpes diimbau untuk menyelenggarakan pembelajaran secara online," jelas Kepala Kemenag Wonogiri, Cahyo Sukmana, kepada wartawan di Wonogiri, Jumat (17/7/2020).
Surat edaran itu sudah disampaikan kepada para pimpinan ponpes. Sebelumnya diedarkan, pihaknya berkonsultasi dengan Kemenag Jateng.
"Jika ada santri sudah terlanjur di ponpes boleh melakukan pembelajaran tapi harus menerapkan protokol kesehatan, juga tidak boleh keluar-masuk ponpes. Di dalam ponpes juga bisa dilaksanakan secara online, untuk menghindari tatap muka," kata dia.
Dia membeberkan, setelah ada pemberitahuan kawasan zona hijau boleh melaksanakan pembelajaran secara tatap muka, sejumlah ponpes sudah melakukan persiapan pembelajaran. Selain itu sebagian santri sudah balik ke ponpes. Beberapa waktu lalu Wonogiri masuk zona hijau namun kini berubah ke zona kuning.
Sementara itu, Bupati Joko Sutopo menyebutkan di Wonogiri, terdapat 27 ponpes, dengan jumlah 444 tenaga pengajar dan 4.603 orang santri. Dia berharap, ponpes yang santrinya belum masuk, diharapkan untuk tidak balik ke ponpes dahulu. Tapi jika sudah terlanjur masuk, diharapkan melakukan isolasi di dalam pondok.