Beda Suara Ganjar-FX Rudy soal Penyebutan Solo Zona Hitam Corona

Round-Up

Beda Suara Ganjar-FX Rudy soal Penyebutan Solo Zona Hitam Corona

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Rabu, 15 Jul 2020 09:51 WIB
Poster
Ilustrasi (Foto: Edi Wahyono)
Solo -

Pernyataan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Solo yang menyebut zona hitam menjadi polemik. Beberapa pihak mempertanyakan status zona hitam tersebut.

Pernyataan tersebut berawal ketika kasus COVID-19 di Solo tiba-tiba melonjak hingga 18, padahal sebelumnya kasus COVID-19 cenderung terkendali.

"Biasanya tambah 1-2 orang, hari ini tambah 18 orang. Sudah bukan zona merah lagi, zona hitam," kata Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Solo, Ahyani, Minggu (12/7).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo pada Senin (13/7) menjelaskan bahwa zona hitam hanyalah istilah karena drastisnya lonjakan kasus Corona. Dengan istilah itu, masyarakat diharapkan menjadi waspada.

"Bolehlah dikatakan zona hitam biar masyarakat lebih waspada, biar hati-hatilah. Karena apapun virus ini tidak terlihat," kata Rudy saat ditemui di Balai Kota Solo, Senin (13/7/2020).

ADVERTISEMENT

Jika dilihat sesuai indikator dalam situs covid19.go.id, Kota Solo masih berstatus zona oranye. Zona oranye berarti risiko penularan virus Corona dalam kategori sedang.

"Kalau sekarang ya oranye tua. Tapi masalahnya semua pasien itu ngebyuk (berkumpul) di Solo. RSUD dr Moewardi itu sampai penuh sekarang. Kalau dibilang zona hitam ya benar," katanya.


Jadi Polemik

Salah satu pihak yang mempertanyakan adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Dia mengaku heran dengan sebutan zona hitam.

"Jarene sapa (kata siapa)? Yang ngomong zona hitam siapa?" kata Ganjar saat ditanya wartawan soal zona hitam Solo, Selasa (14/6/2020).

"Saya juga heran, mungkin itu penilaian pengamat yang bilang begitu, atau ada yang lagi benci. Soalnya yang terjadi dan kita kontrol saat ini di Solo ya di RSUD Moewardi dan UNS, itu saja," ujarnya.

Tonton video 'FX Rudy: Solo Bukan Zona Hitam, tapi Oranye':

Pada saat bersamaan, Rudy kembali menjelaskan bahwa sebetulnya Solo memang bukan berstatus zona hitam. Sejak sebelum kasus melonjak, Solo sudah memasuki zona oranye, satu level di bawah merah.

"Sebenarnya Solo bukan zona hitam, zonanya oranye agak kemerah-merahan, sehingga masyarakat wajib hukumnya waspada," kata Rudy di Balai Kota Solo, Selasa (14/7/2020).

Yang mengkhawatirkan, kata Rudy, penambahan kasus baru tersebut berasal dari klaster tenaga kesehatan (nakes). Dia khawatir nantinya pelayanan kesehatan menjadi terganggu.

"Kita digoncang 25 nakes sampai jadi zona hitam ini saja sudah kemana-mana. Makanya kalau sampai kekurangan nakes nanti yang mau mengurusi kita siapa," ujarnya.

Melonjak 26 Kasus dalam 3 Hari

Sebagai gambaran, lonjakan kasus kasus di Solo memang cukup drastis. Dari Minggu hingga Selasa, ada 26 penambahan kasus.

Ada 19 kasus positif yang disumbang dari klaster tenaga kesehatan (nakes) RSUD dr Moewardi (RSDM). Mereka adalah bagian dari 25 dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PDSS) Paru Universitas Sebelas Maret (UNS) di RSDM yang dinyatakan positif COVID-19 pada Sabtu (11/7) malam. Sementara 6 dokter lainnya terdata sebagai pasien asal kota di luar Solo.

Dari non-nakes, antara lain ada dua bayi yang berusia 1 tahun dan 2 tahun. Lalu ada satu anggota DPRD Jawa Tengah dari Partai Golkar bernama Syamsul Bahri yang dinyatakan meninggal pada Minggu malam.

Dengan meninggalnya Syamsul Bahri, maka jumlah kematian karena COVID-19 di Solo bertambah menjadi 5 orang. Terakhir kali Pemkot Solo mencatatkan kasus kematian karena COVID-19, yakni pada 29 April 2020 lalu.

Ditambah lagi adanya klaster penjual tahu kupat asal Sukoharjo yang berjualan di timur RS Kasih Ibu Solo. Selain penjual itu, ada 9 orang lain yang juga dinyatakan positif COVID-19. Mereka terdiri dari nakes dan satpam RS Kasih Ibu, penjual lain, sopir becak.

Kemudian ada seorang pedagang asal Sukoharjo yang berjualan di Pasar Harjodaksino Solo. Setelah dinyatakan meninggal karena COVID-19, pasar ditutup sementara. Hasil swab beberap kontak erat pedagang tersebut masih belum keluar.

Halaman 2 dari 3
(bai/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads