Soal Solo Zona Hitam Corona, FX Rudy Sebut 25 Nakes Positif Jadi Goncangan

Soal Solo Zona Hitam Corona, FX Rudy Sebut 25 Nakes Positif Jadi Goncangan

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Selasa, 14 Jul 2020 20:24 WIB
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, kembali menarik perhatian warganet. Kali ini Rudy bikin heboh karena kenakan masker bergambar kumis yang mirip dengan wajahnya
Walkot Solo FX Hadi Rudyatmo (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)
Solo -

Status Kota Solo yang disebut zona hitam dipertanyakan sejumlah pihak karena tidak termasuk dalam tingkatan risiko penularan virus Corona atau COVID-19. Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo memberikan penjelasan dan menyinggung soal tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar Corona.

Salah satu pihak yang mempertanyakan adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang mengaku heran dengan sebutan zona hitam. Rudy menjelaskan sebetulnya Solo memang bukan berstatus zona hitam.

"Sebenarnya Solo bukan zona hitam, zonanya oranye agak kemerah-merahan. Sehingga masyarakat wajib hukumnya waspada," kata Rudy di Balai Kota Solo, Selasa (14/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, penyebutan zona hitam diberikan karena ada peningkatan kasus Corona yang drastis. Biasanya peningkatan hanya 1-2 kasus, bahkan sering tak ada penambahan kasus dalam waktu lama.

Namun, pada Minggu (12/7) lalu, peningkatan langsung melonjak 18 kasus. Kemudian Senin (13/7) bertambah satu kasus, dan hari ini bertambah 7 kasus. Yang mengkhawatirkan, kata Rudy, penambahan kasus baru tersebut berasal dari klaster tenaga kesehatan (nakes).

ADVERTISEMENT

"Kita digoncang 25 nakes (positif) sampai jadi zona hitam ini saja sudah ke mana-mana. Makanya kalau sampai kekurangan nakes nanti yang mau mengurusi kita siapa," ujar Rudy.

Sebutan zona hitam pertama kali disampaikan Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Solo, Ahyani. Rudy pun tidak mempermasalahkan sebutan tersebut.

"Bolehlah dikatakan zona hitam biar masyarakat lebih waspada, biar hati-hatilah. Karena apapun virus ini tidak terlihat," kata Rudy saat ditemui di Balai Kota Solo, Senin (13/7).

Sementara itu, hari ini Gubernur Ganjar Pranowo menyampaikan keheranannya terkait penyebutan Solo zona hitam Corona. Ganjar menyebut penanganan kasus nakes positif Corona di RSUD dr Moewardi Solo sudah dilakukan dengan isolasi, tracing, dan tes PCR.

"Jarene sapa (kata siapa)? Yang ngomong zona hitam siapa? Saya juga heran, mungkin itu penilaian pengamat yang bilang begitu, atau ada yang lagi benci. Soalnya yang terjadi dan kita kontrol saat ini di Solo ya di RSUD Moewardi dan UNS, itu saja," kata Ganjar saat ditanya wartawan soal zona hitam Solo, Selasa (14/7).

Terpisah, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Solo mengaku keterbatasan sumber daya manusia (SDM) untuk mengawasi kasus Corona. Kekurangan SDM ini pun menjadi kendala.

"Untuk pengawasan, karena kita keterbatasan SDM ya. Kita hanya bisa mengandalkan gugus tugas. Mungkin nanti lebih banyak melibatkan Linmas juga," kata Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Solo, Ahyani kepada wartawan, Selasa (14/7).

Selain kekurangan SDM, gugus tugas juga menyampaikan sejumlah tempat di Solo sudah mulai ramai lagi. Selain itu, masih banyak orang dari luar Solo yang datang ke Solo.

"Kalau ruang publik pengendaliannya repot, karena tidak hanya dari Solo saja. Jadi nanti kembali ke awal, diimbau tidak makan di tempat. Kalau makan di tempat harus betul-betul mematuhi protokol kesehatan," ujar Ahyani.

Halaman 2 dari 2
(ams/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads