Penyebaran kasus Corona di Boyolali terus bertambah hingga ditetapkan status zona merah. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali pun membatasi kegiatan masyarakat yang bersifat mengumpulkan massa.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Boyolali, Masruri, mengungkap kasus Corona di wilayahnya terus bertambah karena tes yang masif. Selain itu, pihaknya juga melakukan tracing dari kontak pasien yang dinyatakan positif.
"Rapid test kita agresif. Jadi rapid test cepat, kalau ada yang positif, kita tracing cepat, sehingga kalau tracingnya cepat, terus rapid-nya banyak, akan terbuka sekali. Jadi kita tidak tutup-tutupi kondisi di Boyolali," kata Masruri ditemui di kantornya, kompleks Perkantoran Terpadu Pemkab Boyolali, Senin (13/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masruri yang juga menjabat sebagai Sekda Boyolali ini memastikan bakal menambah tes swab secara masif. Pihaknya juga sudah mengeluarkan edaran agar pelaksanaan event yang mengundang kerumunan massa, seperti hajatan dibatasi.
"Terutama orang yang punya hajatan, orang pesta pernikahan, pesta ulang tahun, khitanan akan kita batasi keluarga inti saja. Saya khawatir, kalau nanti ada klaster baru misalnya di tempat hajatan, kita tracking-nya agak sulit," terangnya.
"Undangannya dari mana-mana, kita tracking-nya agak sulit dan juga kasihan teman-teman dari Puskesmas kalau nanti hajatan itu berlaku dengan terbuka, kewalahan kita pasti tracking-nya. Jadi hari ini ada edaran Sekda untuk penegasan ini," sambung Masruri.
Dia pun meminta warga yang bakal menggelar hajatan hanya mengundang keluarga inti saja. Dia juga menyiapkan sanksi jika ada warga yang terpapar Corona dari hajatan tersebut.
"Kalau bandel, mungkin nanti misalnya ada yang positif (terpapar virus Corona di hajatan itu), yang punya hajat saya suruh biayai untuk rapid test," terangnya.
Tonton video 'Doni Monardo: Corona Ibarat Malaikat Pencabut Nyawa':
Pihaknya juga masih menunda kegiatan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di sekolah. Rencananya kegiatan ini bakal ditunda sampai Boyolali keluar dari zona merah virus Corona.
"Untuk pendidikan, hari ini masuk tapi ditunda lagi. Untuk tatap muka kita tunda dulu sampai kondisi Boyolali zona merahnya turunlah. Panggung hiburan yang kaitannya pesta kita tunda dululah," jelas Masruri.
Kemudian untuk kegiatan ibadah, seperti salat Jumat, menjadi kewenangan dari Kemenag setempat. Pihak Kemenag sudah mengizinkan salat Jumat digelar namun hanya dibatasi untuk warga di sekitar masjid.
"Kalau Masjid Ageng (di kompleks kantor terpadu Pemkab Boyolali), kemarin sudah ada Jumatan dua kali, akan kita tutup kembali. Besok Jumat sementara tidak ada Jumatan lagi (di masjid Ageng). Kita coba ternyata orang yang datang terlalu banyak, kita tidak bisa mencegah kebanyakan itu. Kita tutup lagi Jumat besok," tegasnya.
Dia pun meminta masyarakat agar disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan. Pihaknya bersama Gugus Tugas, TNI/Polri juga secara masif mendatangi di pasar tradisional, swalayan dan tempat umum lainnya untuk mengingatkan protokol kesehatan.
"Kita tidak melarang, tapi mengingatkan protokol kesehatan. Pasar (tradisional) tetap jalan, tetapi protokol kesehatan kita tekankan terus. Penjual yang tidak masker jangan dibeli dagangannya," pungkasnya.