"Pada tanggal 20 Juni 2020 jumlah gempa VTA mencapai 18 kali. Dalam periode 8-20 Juni telah terjadi gempa VTA sebanyak 80 kali. Peningkatan gempa VTA sebelumnya terjadi pada Oktober 2019-Januari 2020 dengan energi yang lebih besar namun tidak diiringi dengan letusan," ungkapnya.
Letusan eksplosif, lanjutnya, mengindikasikan suplai magma dari dapur magma masih berlangsung. "Kejadian letusan semacam ini masih dapat terus terjadi. Bersama dengan munculnya gempa VTA sejak Oktober 2019, letusan-letusan eksplosif ini sebagai indikasi bahwa suplai magma dari dapur magma masih berlangsung," katanya.
Lebih lanjut, Hanik mengingatkan jika ancaman bahaya yang ditimbulkan yakni berupa awan panas. Masyarakat pun diimbau untuk menjauhi radius 3 kilometer dari puncak.
"Ancaman bahaya sampai dengan saat ini masih sama yaitu berupa awan panas dan lontaran material vulkanik dengan jangkauan kurang dari 3 kilometer berdasarkan volume kubah yang sebesar 200.000 m3 berdasarkan data drone 13 Juni 2020," terangnya.
(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini