Merapi 15 Kali Erupsi Sejak 2019, BPPTKG: Letusan Eksplosif Sering Terjadi

Merapi 15 Kali Erupsi Sejak 2019, BPPTKG: Letusan Eksplosif Sering Terjadi

Jauh Hari Wawan S. - detikNews
Minggu, 21 Jun 2020 21:24 WIB
Gunung Merapi erupsi dilihat dari Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Boyolali pada pukul 09.13 WIB, Minggu (21/6/2020).
Foto: Gunung Merapi erupsi dilihat dari Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Boyolali pada pukul 09.13 WIB, Minggu (21/6/2020). (Ragil Ajiyanto/detikcom)
Yogyakarta -

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat telah terjadi 15 kali erupsi Gunung Merapi berupa letusan eksplosif sejak 2019 hingga saat ini. Berdasarkan catatan BPPTKG, eksplosif sudah sering terjadi.

"Letusan eksplosif sudah sering terjadi di Gunung Merapi. Pada tahun 2019 sampai saat ini tercatat telah terjadi sebanyak 15 kali letusan Merapi. Berdasarkan catatan kejadian-kejadian letusan hingga saat ini, letusan eksplosif dapat terjadi secara tiba-tiba atau dapat didahului oleh peningkatan aktivitas vulkanik," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Minggu (21/6/2020).

Saat ditanya tentang seringnya letusan eksplosif, Hanik menyebut hal itu menjadi karakter erupsi Merapi saat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini merupakan karakter erupsi Merapi saat ini," jawab Hanik.

Hanik menjelaskan, peningkatan aktivitas vulkanik Merapi punya bentuk beragam. Oleh karenanya, pihaknya tidak bisa menjadikan hal itu sebagai indikator letusan eksplosif.

ADVERTISEMENT

"Dalam hal terjadi peningkatan aktivitas vulkanik sebelum letusan, bentuknya beragam dan tidak konsisten sehingga tidak dapat dijadikan indikator akan terjadinya letusan eksplosif. Namun demikian dipahami bahwa terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik meningkatkan peluang terjadinya letusan eksplosif," jelasnya.

Selanjutnya tentang peningkatan kegempaan sejak 8 Juni 2020...

Sebelum letusan eksplosif Gunung Merapi pagi ini, kata Hanik, telah terjadi peningkatan kegempaan sejak tanggal 8 Juni 2020 yang didominasi peningkatan jumlah gempa vulkano-tektonik dalam (VTA). Hanik mengungkap jumlah gempa VTA pada 20 Juni 2020 mencapai 18 kali.

Selanjutnya gempa VTA dalam periode 8-20 Juni mencapai 80 kali. Peningkatan gempa VTA, lanjut Hanik, sebelumnya terjadi pada Oktober 2019-Januari 2020 dengan energi yang lebih besar namun tidak diiringi dengan letusan.

Letusan eksplosif, lanjutnya, mengindikasikan suplai magma dari dapur magma masih berlangsung.

"Kejadian letusan semacam ini masih dapat terus terjadi. Bersama dengan munculnya gempa VTA sejak Oktober 2019, letusan-letusan eksplosif ini sebagai indikasi bahwa suplai magma dari dapur magma masih berlangsung," katanya.

Lebih lanjut, Hanik mengingatkan jika ancaman bahaya yang ditimbulkan yakni berupa awan panas. Masyarakat pun diimbau untuk menjauhi radius e kilometer dari puncak.

"Ancaman bahaya sampai dengan saat ini masih sama yaitu berupa awanpanas dan lontaran material vulkanik dengan jangkauan kurang dari 3 kilometer berdasarkan volume kubah yang sebesar 200.000 m3 berdasarkan data drone 13 Juni 2020," terangnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads