"Pemiliknya (memberikan makan nasi dan minum kopi serta teh), bisa jadi karena faktor stres dan tidak adanya pakan dalam jeda waktu tertentu. Sehingga saking lapar dan stresnya, apa aja dimakan dulu. Tapi jika di kondisi sudah normal pasti akan kembali makan makanan biasanya (seperti dedaunan)," jelasnya.
Akibat banyaknya warga yang berdatangan hingga mengundang kerumunan warga dan ada sebagian warga yang menganggap babi tersebut merupakan babi jadi-jadian langsung ditepis oleh Kepala Desa Pekuncen, Karso. Dia juga meminta agar warga tidak mengkaitkan hal tersebut dengan mistik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kejadian yang demikian hanya sebagai keanehan alam saja, bukan hal yang mistik," kata Karso.
Bahkan menurut dia, rencananya pihaknya bersama tim unsur BPD, Bhabinkamtibmas dan Babinsa dan Tim COVID-19 akan membicarakan fenomena ini lebih lanjut. Pasalnya banyak warga yang terus berdatangan ke lokasi untuk melihat babi hutan tersebut dan melupakan protokol COVID-19.
(arb/mbr)