"Iya (dibubarkan), saya akan menempuh itu karena risikonya (kalau masih ada kerumunan di Malioboro dan Titik Nol) terlalu besar," kata Sultan.
Sultan mengaku melihat sendiri ada banyak orang di Malioboro tidak menerapkan protokol kesehatan. Padahal pandemi virus Corona masih belum berakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin Minggu malam saya kan juga keluar keliling dan lewat Malioboro, saya mengatakan kalau di Malioboro mereka kongko-kongko (nongkrong) sambil duduk ya ora nggo (tidak pakai) masker," katanya.
Mendapati hal tersebut, Sultan langsung menghubungi Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi dan Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta (Sekda DIY), Kadarmanta Baskara Aji untuk koordinasi. Di mana koordinasi itu untuk sesegera mungkin menertibkan masyarakat yang tidak menerapkan protokol kesehatan.
"Jadi kalau saya begini, saya sudah telepon sama Pak Heroe (Wakil Wali Kota Heroe Poerwadi) sama Pak Sekda (DIY). Jadi saya minta Pak Sekda sama Pak Heroe untuk koordinasi apa yang bisa kami bantu untuk menertibkan mereka yang tidak pakai masker. Bagaimana pun tetap harus pakai masker," ucapnya.
"Soalnya kalau terjadi sesuatu di Malioboro nanti tracing-nya rekoso (sulit) kalau tidak pakai masker. Apalagi mungkin mereka ada yang dari luar daerah kan jadi susah, gitu lho," lanjut Ngarsa Dalem.
(sip/rih)