Suara dentuman misterius terdengar di Sleman. Terkait hal itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta memastikan suara dentuman misterius itu bukan diakibatkan oleh aktivitas seismik.
"Terkait pertanyaan adanya dentuman, tidak ada hubungannya dengan aktivitas seismik," kata Kepala BMKG Yogyakarta, Agus Riyanto kepada detikcom melalui pesan singkat, Selasa (14/4/2020).
Agus menjelaskan pihaknya mencatat terjadi dua kali kejadian gempa pada 14 April 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Catatan kami dari monitoring gempa yang dilakukan hari ini hanya mencatat dua kejadian gempa hingga pukul 11.00 WIB," bebernya.
Dia menjabarkan dua kejadian gempa itu terjadi pukul 01.20 WIB dan 05.36 WIB. Pusat gempa itu terjadi di wilayah PGR VII.
"Kejadian pertama yakni gempa dengan Mag 3.4 SR pada 14 April 2020 pukul 01:20:05 WIB," jelasnya.
Penjelasan Badan Geologi soal Erupsi Anak Krakatau dan Dentuman:
Lokasi gempa pertama ini yakni pada 8.44 LS,111.23 BT. Tepatnya sekitar 32 km tenggara Pacitan, Jawa Timur.
"Kedalaman gempa 9 Km dan dirasakan di Pacitan I-II," ungkapnya.
Kejadian gempa kedua terjadi pada pukul 05.36 WIB dengan Mag 3.5 SR. Pusat gempa berada di 10.35 LS,113.19 BT.
"Lokasi gempa di 244 km barat daya Jember, Jawa Timur dengan kedalaman 10 kilometer," ungkapnya.
Sebelumnya, sebagian warga di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendengar suara gemuruh dan dentuman misterius dini hari tadi. Peristiwa itu lalu ramai dibahas di media sosial.
(sip/ams)