Fathur menyebut meski terjangkit virus H1N1, pasien tersebut meninggal karena bronkopneumonia-nya. Diduga tingkat bronkopnemumonia pasien tersebut sangat berat.
"Ini kematiannya bukan karena flu babinya, tetapi karena bronkopneumonia-nya yang berat. Memang dipicunya atau pemicunya adalah dari H1N1, tetapi kondisi pasien daya tahan tubuhnya tidak baik sehingga menyebabkan ada infeksi dan kerusakan organ lain yang mengikuti. H1N1 pada saat ini bukan virus yang mematikan, tetapi bisa menyebabkan terjadinya suatu flu," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, pasien tersebut masuk dalam pengawasan karena memiliki riwayat ke luar negeri. Pasien tersebut mengeluhkan demam, batuk, sesak napas, hingga gangguan pernapasan berat sehingga penanganannya dilakukan sesuai SOP suspek Corona seperti menggunakan baju pengaman hingga perlakuan khusus.
"Pasien meninggal itu hasil positif atau negatif kami juga belum menerima, sehingga ketika pasien mau diantar ke kamar jenazah, pemulasaraan jenazah, penguburan jenazah belum ada hasilnya maka kami perlakukan kehati-hatian sesuai dengan prosedur. Ini yang belum dipahami masyarakat, sampai ada yang bingung kok membawa jenazah harus pakai pakaian lengkap, dibungkus. Ada yang bertanya corona negatif kok dibungkus," urai Ketua Tim Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-emerging (PINERE) DR dr Muchlis Achsan Udji Sofro, SpPD, KPTI, FINASIM.
Dia pun memastikan keluarga maupun tetangga pasien yang meninggal tidak perlu khawatir karena sudah pasti negatif virus Corona.
"Jangan terlalu panik, karena kepanikan akan menurunkan daya tahan tubuh, jika turun, terkena virus apapun akan kalah," pesannya.
(ams/ams)