Terpopuler di Jateng: Heboh Pasien Suspect Corona Tewas Gegara Flu Babi

Terpopuler di Jateng: Heboh Pasien Suspect Corona Tewas Gegara Flu Babi

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 29 Feb 2020 11:21 WIB
RSUP dr Kariadi Semarang
RSUP dr Kariadi Semarang (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom)
Semarang -

Seorang pasien suspek virus corona (COVID-19) di RSUP Kariadi Semarang dikabarkan meninggal Minggu (23/2) lalu. Kabar ini bikin heboh karena dinilai ada perbedaan keterangan antara Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dengan rumah sakit.

Menkes Terawan menyebut pasien pria berusia 37 tahun itu terkena virus H1N1 OMD 09 yang menyebabkan wabah flu babi. Pasien sudah dilakukan PCR (Polymerase Chain Reaction) sebanyak 2 kali.

"Tetapi jelas hasilnya bukan Corona, negatif. Bukan COVID-19. Ketemunya H1N1 flu biasa, di-PCR 2 kali karena Corona negatif, dilakukan PCR berikutnya. Dan kalau H1N1 ada obatnya namanya Oseltamivir ada ketersediaan di Kemkes ada," kata Terawan usai Rapat Koordinasi tertutup di Kantor Kemenko PMK di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, (27/2/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"H1N1 OMD 09 artinya pernah outbreak di tahun 2009. tetapi namanya H1N1 OMD 09," imbuhnya.

Selain dengan cara PCR, Terawan menyebut pasien yang meninggal di Semarang itu sudah melalui uji metode swab. Ini dilakukan untuk menegaskan jenazah negatif terkena virus Corona.

ADVERTISEMENT

"Waktu itu swab beberapa saat 10 menit. Kemudian dikirimkan hasil swab ke Balitbangkes, kemudian muncullah hasil di mana dari Balitbangkes dilakukan 2 kali," katanya.

Sebelumnya RSUP dr Kariadi menjelaskan pasien itu meninggal akibat bronkopneumonia (bronchopneumonia) yang bisa disebabkan berbagai hal. Hasil laboratorium Puslitbangkes Kemenkes RI menyebutkan gangguan paru-paru pasien itu karena H1N1.

"Kemarin ditanyakan penyebabnya apa. Ini dari hasil berikutnya dikeluarkan pemeriksaan lanjutannya adalah penyebabnya virus H1N1 atau flu babi. Sebenarnya kan juga flu yang biasa diderita oleh kita-kita," kata Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) RSUP dr Kariadi, dr Fathur Nur Kholis, di Semarang, Kamis (27/2).

Fathur mengatakan flu babi pernah mewabah pada 2009-2010 dan masa pandeminya sudah lewat. Kebetulan, pasien suspek virus corona ini ada riwayat perjalanan mengunjungi Spanyol.

"Lha bapak ini juga ada riwayat dari sana. Sekali lagi ini adalah virus yang masa pandeminya sudah lewat sehingga tidak perlu terlalu paranoid atau takut karena itu merupakan flu yang biasa terjadi pada beberapa di antara kita. Kita Insyaallah sudah banyak mempunyai kekebalan terhadap virus H1N1," tutur Fathur.

Simak video Pulau Sebaru Jadi Tempat Observasi ABK World Dream, Warga Protes Anies:

Fathur menyebut meski terjangkit virus H1N1, pasien tersebut meninggal karena bronkopneumonia-nya. Diduga tingkat bronkopnemumonia pasien tersebut sangat berat.

"Ini kematiannya bukan karena flu babinya, tetapi karena bronkopneumonia-nya yang berat. Memang dipicunya atau pemicunya adalah dari H1N1, tetapi kondisi pasien daya tahan tubuhnya tidak baik sehingga menyebabkan ada infeksi dan kerusakan organ lain yang mengikuti. H1N1 pada saat ini bukan virus yang mematikan, tetapi bisa menyebabkan terjadinya suatu flu," jelasnya.

Sebelumnya, pasien tersebut masuk dalam pengawasan karena memiliki riwayat ke luar negeri. Pasien tersebut mengeluhkan demam, batuk, sesak napas, hingga gangguan pernapasan berat sehingga penanganannya dilakukan sesuai SOP suspek Corona seperti menggunakan baju pengaman hingga perlakuan khusus.

"Pasien meninggal itu hasil positif atau negatif kami juga belum menerima, sehingga ketika pasien mau diantar ke kamar jenazah, pemulasaraan jenazah, penguburan jenazah belum ada hasilnya maka kami perlakukan kehati-hatian sesuai dengan prosedur. Ini yang belum dipahami masyarakat, sampai ada yang bingung kok membawa jenazah harus pakai pakaian lengkap, dibungkus. Ada yang bertanya corona negatif kok dibungkus," urai Ketua Tim Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-emerging (PINERE) DR dr Muchlis Achsan Udji Sofro, SpPD, KPTI, FINASIM.

Dia pun memastikan keluarga maupun tetangga pasien yang meninggal tidak perlu khawatir karena sudah pasti negatif virus Corona.

"Jangan terlalu panik, karena kepanikan akan menurunkan daya tahan tubuh, jika turun, terkena virus apapun akan kalah," pesannya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads