Seorang kakek berusia 71 tahun tak pikir panjang langsung terjun ke Sungai Sempor menyelamatkan para siswa SMPN 1 Turi, Sleman yang terseret arus sungai, Jumat (21/2). Kakek bernama Rois itu menceritakan dia sempat terseret arus, tapi akhirnya berhasil bertahan.
"Lagi bersih-bersih makam. Kan ada makam leluhur. Niatnya Minggu itu acaranya, tapi saya dahului sehabis salat Jumat," kata pria warga Dukuh, Donokerto, Turi, Sleman tersebut saat dijumpai di acara pemberian penghargaan oleh Kementerian Sosial di Kantor Tagana Sleman, Selasa (25/2/2020).
Mbah Rois menceritakan, kumandang azan pertanda Asar baru saja terdengar saat dia menyelesaikan bersih-bersih pusara leluhur. Dari kejauhan, dia mendengar suara siswa Pramuka SMPN 1 Turi di sekitaran daerah aliran Sungai Sempor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada anak mau susur sungai. Batinku, kok hujan-hujan gini main di sungai, itu gimana," ujarnya khawatir.
Kekhawatiran pria yang bekerja sebagai petani ini jadi kenyataan. Anaknya memberi kabar bahwa ada sejumlah siswa-siswi terseret arus air bah yang mendadak menerjang dari sisi utara.
Tanpa banyak pertimbangan, Mbah Rois langsung menuju lokasi. Dilihatnya saat itu beberapa dari siswa yang hanyut mencoba berpegangan pada batu besar maupun akar pohon yang menjulur ke perairan.
Di usianya yang sudah renta, dia mencoba meraih satu per satu para siswa tersebut. Sebisanya dan sebanyak mungkin.
Tonton juga 'Guru Tersangka Tewasnya 10 Siswi dalam Susur Sungai Minta Maaf':
Dalam penyelamatan tersebut, Mbah Rois mengaku sempat ikut terhanyut terbawa arus sungai saat menyelamatkan korban. Namun, beruntung bisa berpijak pada batu dan berpegangan pada tangga panjang yang dibawanya.
"Saya sempat ikut hanyut, anak masih di punggung saya. Saya bisa pegangan, tetapi karena batu licin, jadi terpeleset, kaki kena luka," ungkapnya.
Sejurus kemudian, dilihatnya para warga lain yang sudah berdiri di tepian sungai. Di antaranya, kakak Mbah Rois, yakni Wardi Sugito (80) dan Suparman (59), adiknya. Bahu-membahu, ketiganya berupaya mengangkat anak-anak dari air.
"Ada yang setelah itu lari ke masjid untuk kasih pengumuman. Lha kami di sini nyoba menyelamatkan anak-anak yang di batu tengah sungai. Pakai bambu atau tangga buat nyeberang," bebernya.
Dengan cara itu juga, mereka menepikan anak-anak yang telah diselamatkan Kodir. Setidaknya puluhan nyawa bisa mereka selamatkan dari insiden ini.
"Paling, selangkung (dua puluh lima)," imbuh Suparman saat ditemui di tempat yang sama.