Sebuah dusun di Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini tergolong unik. Keunikan itu berasal dari namanya jika dibandingkan dengan nama-nama dusun lain di Magelang.
Namanya adalah Dusun Setan, masuk wilayah administrasi Desa Candiretno. Dusun ini dihuni sekitar 200 kepala keluarga (KK) KK atau sekitar 600 jiwa. Untuk penduduknya, kebanyakan bekerja sebagai buruh tani maupun buruh bangunan.
Saat memasuki dusun ini, tidak terlihat adanya kejanggalan. Kesan seram dan angker atau yang berhubungan dengan horor tak tampak. Terlihat kehidupan warga dusun ini sama seperti warga dusun lainnya. Bahkan, jalan masuk menuju dusun ini telah dibetonisasi, kemudian rumah-rumah juga sudah bagus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasi Pemerintahan Desa Candiretno, Kecamatan Secang, Slamet T, mengatakan, sejak kepala desa pertama dijabat A Yasir pada masa penjajahan hingga sampai tahun 1946, namanya sudah Dusun Setan.
"Nama Dusun Setan ini ada sejak lama. Zaman Pak Lurah (Kades) A Yasir yang menjabat pada masa penjajahan sampai dengan tahun 1946. Namanya ya itu, bukan karena apa-apa," katanya saat ditemui di Balai Desa Candiretno, Selasa (4/2/2020).
Slamet menuturkan, jika pengucapan nama Dusun Setan ada kekeliruan. Nama Dusun Setan untuk awalan 'Se' sebenarnya dibacanya huruf e dalam Bahasa Jawa dikasih pepet yakni SΓͺtan. Jadi bukan setan dalam arti hantu. Atau seperti mengucapkan huruf e dalam kata sekolah.
Hanya saja, lanjutnya, sekarang penulisannya tidak ada pepet sehingga orang luar dusun membacanya setan.
"Ejaannya huruf e dikasih pepet dalam Bahasa Jawa yakni SΓͺtan," tuturnya yang pernah menjadi Kepala Dusun Setan tahun 2010-2018 itu.
Sementara itu, tokoh masyarakat setempat, Aminatun (70), menceritakan singkat asal-usul nama Dusun Setan. Menurut Aminatun, dulunya dusun tersebut dihuni para penganut Hindu dengan nama Hindustan. Kemudian seiring perkembangan zaman penganutnya beragama Islam.
"Kemudian Hindu-nya dihilangkan, tinggal Stan. Itu cerita dari kakek moyang kami. Kakek moyang kami," ujar Aminatun yang biasa dipanggil Mbah Gemi itu.
Mbah Gemi menyebutkan, kapan persisnya penggantian nama tersebut tidak diketahui. "Hanya cerita yang diperoleh secara turun-temurun," ujarnya.
![]() |
Menurut Kaur Umum dan Perencanaan Desa Candiretno, Dewi S, warga setempat ada yang meminta penulisan nama dusun diganti dari Setan menjadi Stan di KTP-nya. Kemudian semenjak penerapan e-KTP, warga yang dulunya mengganti nama dusun tersebut, penulisannya kembali diseragamkan lagi menjadi Dusun Setan.
"Berlarutnya waktu tetap dibuat, diseragamkan namanya Dusun Setan," tuturnya.
Ada cerita lainnya dari nama Dusun Setan. Yakni kata Setan dipakai untuk nama Sekolah Dasar negeri setempat. SD Negeri Setan pun disebut sempat viral di medsos.
Kepala SDN Setan, Nanik Hadiati, mengatakan nama sekolahnya sempat viral di medsos dan netizen memberikan tanggapan yang positif.
"Setelah viral, saya beserta dewan guru bangga, tapi menanggapi positif saja. Anak-anak tetap enjoy, justru malah senang," kata Nanik saat ditemui, Rabu (5/2/2020).
![]() |
Penamaan SDN Setan tersebut juga tidak membebani para siswa dalam proses belajar.
"Anak-anak justru senang kalau diviralkan itu, tapi tidak merasa takut atau bagaimana. Sekolahnya jadi terkenal," terangnya.