Dijelaskan Sri Agung, meskipun sama-sama punya prasasti antara keraton di Purworejo dan tempat kegiatan di Klaten berbeda. Yang memahat batu juga beda.
"Jadi walau kami satu lingkup Keraton Agung Sejagat, tapi kami sendiri (beda dengan yang di Purworejo). Koordinator juga sendiri, tetapi kalau ada pertemuan besar atau rapat agung semua kumpul," imbuhnya.
Pantauan detikcom, batu prasasti itu berada di sisi timur pekarangan depan rumah Sri Agung. Di batu hitam yang saat ini sudah ditutup terpal itu terdapat gambar lingkaran dengan ukiran seperti sinar matahari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bawah simbol lingkaran besar itu terdapat pahatan tulisan 'trisula' dengan lingkaran di pucuknya. Tidak ada tulisan di batu itu.
Namun di samping batu ada papan dengan tulisan cukup panjang dengan bagian akhirnya tertulis '7 Oktober 2018 wuku Bathara'.
Kemudian di sisi utara papandan batu prasasti itu terdapat kolam. Di depan kolam tersebut tertulis kalimat 'Sendang Panguripaning Jagad'.
Diwawancara terpisah, tetangga Sri Agung yakni Sumar mengatakan tidak tahu ada bangunan apa di dalam pekarangan milik Sri Agung dan Sudiyo itu.
"Kalau sering ada orang kumpul-kumpul, saya tahu. Tapi tidak tahu sedang kegiatan apa," ungkap Sumar kepada detikcom.
(sip/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini