Pihak Keluarga Irit Bicara soal Ritual Tapa Pendhem Mbah Pani

Pihak Keluarga Irit Bicara soal Ritual Tapa Pendhem Mbah Pani

Arif Syaefudin - detikNews
Selasa, 17 Sep 2019 16:04 WIB
Rumah Mbah Pani tampak sepi, Selasa (17/9/2019). (Arif Syaefudin/detikcom)
Pati - Rumah Supani (63), yang berada di Desa Bendar RT 3 RW 1, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, tampak sepi pada Selasa (17/9/2019). Jendela dan pintu rumah tertutup rapat. Warung kelontong yang ada di halaman depan rumah juga tutup.

Mbah Pani, sapaan akrab Supani, diketahui sedang menjalani ritual tapa pendhem atau bertapa dengan cara dikubur hidup-hidup. Sesuai rencana, ritual berlangsung selama 5 hari 5 malam terhitung sejak Senin (16/9) malam.

Saat detikcom berkunjung ke rumahnya, suasana rumah Mbah Pani yang dilapisi cat warna biru terasa sepi. Di pelataran rumah terlihat tiga buah dupa dibakar dan ditancapkan di dalam baskom berisi tanah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pihak keluarga mengaku belum bisa menerima tamu. Bahkan ketika menerima detikcom, pihak keluarga tidak sampai membuka penuh pintunya, hanya mengintip di celah pintu dan meminta salah seorang perangkat desa masuk ke rumah mewakili keluarga untuk menyampaikan pesan.

"Ini keluarga sedang membenahi makamnya. Tanahnya dibenerin. Jadi keluarga belum bisa menerima tamu, juga belum boleh masuk," kata Sekretaris Desa Bendar, Sutoyo, mewakili pihak keluarga Mbah Pani.

Dari luar rumah memang terdengar suara seperti seseorang yang sedang mencangkul tanah. Lokasi tapa pendhem Mbah Pani berada di dapur. Mbah Pani bertapa dengan dikubur dalam tanah. Prosesinya pun mirip dengan pemakaman jenazah.

Pihak Keluarga Irit Bicara soal Ritual Tapa Pendhem Mbah PaniLokasi Mbah Pani tapa pendhem. Foto: Istimewa

Sutoyo mengaku tak mengetahui apa tujuan Mbah Pani menjalani tapa pendhem. Hanya, ia akan diberi tahu oleh Mbah Pani tujuan tersebut setelah ritual selesai dilakukan.

"Kita tidak tahu tujuannya apa, pas saya tanya ya jawab begini, 'Besok saja pas sudah selesai puasa, saya akan saya kasih tahu'. Begitu. Tapi sebelumnya memang sudah sembilan kali, sepuluh kali yang ini. Dan katanya ini yang terakhir sebagai penutup," jelasnya.

(skm/skm)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads