Warga tempat tinggal Supani atau Mbah Pani di RT 3 RW 1 Desa Bendar, Juwana, Pati, sudah terbiasa mengetahui ritual itu. Tapa pendhem yang dilakukan Mbah Pani kali ini adalah yang ke 10 kali dilakukannya.
"Yang terakhir itu tahun 2001. Dia menjalani tapa pendhem. Pas mau dilanjutkan sempat kena sakit stroke, akhirnya tertunda sampai sekarang. Ini 2019 baru bisa dilanjutkan. (Ini) tapa pendhem yang terakhir katanya," papar Sekdes Bendar, Sutoyo, Selasa (17/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun demikian, Sutoyo mengaku tak mengetahui apa tujuan Mbah Pani menjalani tapa pendhem. Hanya, ia akan diberi tahu oleh Mbah Pani tujuan tersebut setelah ritual tersebut selesai dilakukan.
"Nggak ada yang tahu tujuannya, mungkin keluarganya yang tahu. Itu pun nggak pernah ada yang kasih tahu. Kemarin sebelum dikubur ya bilang sama saya, akan kasih tahu tujuan ritual tapa pendhem setelah selesai dikubur," ujarnya.
Hal serupa disampaikan Kades Bendar, Sutopo. Menurut keterangan pelaku kepada keluarga, ritual tapa pendhem kali ini adalah ritual penutup atau yang terakhir.
"Mbah Pani ini sudah biasa, sudah 9 kali. Nah, ini yang ke-10. Katanya ini yang terakhir, ritual penutup begitu. Memang, biasanya hanya 3 hari 3 malam, ini nanti yang terakhir rencananya sampai 5 hari 5 malam," kata Sutopo.
![]() |
Mbah Pani dikabarkan mulai melaksanakan ritualnya pada Senin (16/9) malam. Prosesi ritual pun disaksikan banyak pihak, mulai warga setempat, pemerintah desa, bahkan jajaran polsek dan koramil setempat. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini