"Sejauh ini ada 7 orang (petugas Pemilu) yang sakit," kata Divisi Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU Boyolali, Muhammad Abdullah, kepada detikcom, Jumat (26/4/2019).
Ketujuh orang itu ada yang anggota KPPS, PPS dan PPK. Mereka sempat menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit serta Puskesmas rawat inap, di Boyolali maupun di Solo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua PPK Kecamatan Mojosongo, Tri Winarsih (45) misalnya, tiba-tiba jatuh pingsan saat rekapitulasi di tingkat PPK pada Rabu (24/4/2019) lalu. Tri Winarsih kemudian dibawa ke rumah sakit. "Sampai saat ini masih opname," jelas Abdullah.
Ada 4 KPPS yang terdiri dari 3 ketua dan satu anggota KPPS yang sakit setelah menjalankan tugas melakukan pemungutan hingga penghitungan suara. Mereka adalah Sarwoko (Ketua KPPS TPS 4 Desa Karangmojo, Andong). Dia menjalani opname di RS Dr Oen Solo.
Ketua KPPS TPS 6 Desa Samiran, Kecamatan Selo, Nunung Eka Sari (37), harus kehilangan janin yang dikandungnya karena mengalami keguguran. "(Nunung) melaksanakan tugas sampai dengan pukul 03.30 WIB. Sehari kemudian dibawa ke RSUD dan menjalani opname dan diketahui telah mengalami keguguran," kata dia.
Suwandi, Sekretaris PPS Desa Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak dan Sri Murhaningsih, anggota KPPS TPS 22 Desa Pandeyan, Kecamatan Ngemplak kondisi kesehatannya drop akibat kelelahan.
Galih Barat Winasis, Ketua KPPS TPS 22 Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak, menjalani opname di rumah sakit selama tiga hari, karena mengalami kram perut setelah menjalankan tugas pada Pemilu.
"Pak Wardinu (66), Ketua KPPS TPS 10 Desa Sukorejo, Kecamatan Musuk, setelah bertugas sebagai ketua KPPS mengalami kelelahan menderita muntah-muntah, sempat mengalami pingsan, dan menjalani rawat jalan di rumah," imbuhnya.
Saksikan juga video 'Analisis KPU Soal Penyebab Anggota KPPS Bertumbangan':
(mbr/mbr)











































