Di Desa Ketileng Singolelo Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, seorang petahana Agus Supriyanto harus bersaing dengan Dwi Wiharsanti, yang tak lain adalah istrinya sendiri dalam pesta demokrasi di tingkat desa tersebut.
Agus yang periode sebelumnya mampu menyingkirkan 5 calon lainnya. Dan, disinyalir dalam pemilihan kali ini dia tidak mendapatkan lawan yang sepadan. Sehingga istrinya harus maju untuk memenuhi regulasi yang ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Suasana seperti hajatan pengantin. Mereka duduk di kursi dengan karpet warna biru yang terpasang dipanggung. Panggung tempat duduknya dihias dengan dekorasi ukir warna kuning emas, berikut kursi keduanya.
Suasanya tampak begitu tenang, tidak ada raut wajah tegang di antara keduanya. Sedangkan di halaman balaidesa yang dipasang tenda terlihat beberapa panitia penyelenggara mengenakan batik dan saksi berpakaian putih.
Di samping kanan balaidesa, terdapat barang-barang doorprise. Seperti kulkas, sepeda gunung, kipas angin, peralatan dapur, payung dan lain-lain. Petugas keamanan baik TNI, Polri dan Hansip/Linmas juga berjaga di sekitar lokasi.
Ketua Pemilihan Petinggi Ketileng Singolelo, Maskuri menuturkan bahwa sejak dibuka pendaftaran bakal calon petinggi 27 Agustus-4 September 2018, hanya ada nama Agus yang mendaftarkan diri. Hingga menjelang penutupan akhirnya Dwi Wiharsanti didaftarkan sebagai lawannya sendiri.
"Memang sampai pendaftaran menjelang akhir tidak ada lawannya, sehingga istrinya yang mendaftar sebagai calon juga. Karena regulasinya tiap desa harus ada minimal dua calon," ujarnya kepada detikcom, Kamis (22/11/2018)
Pemilihan kepala desa kali ini merupakan periode kedua bagi Agus. Kata Maskuri, para pemilihan sebelumnya Agus mampu mengalahkan 5 calon lain.
"Di pemilihan sebelumnya ada 6 calon, dan Pak Agus yang menang," paparnya.
Di Desa Ketileng Singolelo tercatat ada sekitar 2.655 pemilih. Untuk meningkatkan antusiasme, calon pasutri tersebut juga bagi-bagi doorprize untuk warga yang datang ke TPS menggunakan hak pilihnya.
"Kalau doorprize itu murni dari calon, bukan panitia. Tidak ada unsur money politics, hanya untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pemilihan. Dan doorprize akan diumumkan selesai pemilihan," tutur dia.
Maulana Yusuf, seorang warga Ketileng Singolelo mengatakan bahwa kepemimpinan Agus dinilai cukup baik.
"Orangnya baik, kerjanya juga cukup baik. Buktinya tidak ada lawan yang maju," ucapnya.
Sementara itu, Kepala bagian (Kabag) Pemerintah Desa Setda Jepara, Eriza Rudi Yulianto mengatakan, pihaknya menggelontorkan anggaran Rp 2,360 miliar untuk pemilihan petinggi/kepala desa di 24 desa tersebut.
"Untuk masing-masing desa besarannya berbeda-beda, tergantung jumlah penduduk. Diharapkan pemilihan petinggi serentak kali ini berlangsung aman dan damai," tandasnya. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini